Potret PeristiwaPotret Wisata

Pariwisata dan Penerbangan Paling Babak Belur Dihajar Corona

6
×

Pariwisata dan Penerbangan Paling Babak Belur Dihajar Corona

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho menilai bukan manufaktur yang paling butuh suntikan insentif dari pemerintah melainkan sektor jasa. Sebab, menurutnya, sektor jasa adalah sektor paling terpuruk dibandingkan sektor lainnya selama diserang virus corona belakangan ini.

“Sebetulnya bukan di industri manufaktur, tapi sektor jasa seperti pariwisata dan penerbangan,” kata Andry dalam diskusi teleconference, Selasa (24/3/2020).

Bila pemerintah mengeluarkan kebijakan yang setengah-setengah, bukan tak mungkin bisa memicu munculnya gelombang PHK di berbagai sektor lainnya.

“Kalau saya lihat, pandemi covid-19 ini akan menghasilkan supply-demand doom loop, artinya shock yang terjadi itu sebetulnya bukan hanya di supply side-nya saja tetapi juga masuk ke demand side, jadi ketika permintaan barang turun, akan mempengaruhi produksi barang oleh industri, pada saat itu juga pendapatan akan turun, ketika pendapatan turun, industri mencoba untuk mengurangi biaya dari produksinya salah satunya yaitu tenaga kerja, di saat itulah gelombang PHK terjadi,” paparnya.

Untuk itu, Andry menawarkan berbagai pil pahit penyelamat ekonomi RI sekaligus mencegah timbulnya gelombang PHK tersebut. Pemerintah diminta menambah kebijakan ekonominya seperti berani mengeluarkan relaksasi perpajakan.

“Dampak buruk ini bisa dikurangi lewat paket kebijakan baru, pertama tentu relaksasi kebijakan perpajakan,” sambungnya.

Selain itu, pemerintah diminta membebaskan iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Lalu, menggelontorkan insentif fiskal khusus bagi industri pemenuhan kebutuhan medis seperti farmasi dan tekstil. Serta, menyiapkan kebijakan kelonggaran utang dan bunga kredit.

“Setidaknya ini semua bisa diberikan pemerintah dengan realokasi semampunya,” tutupnya. (gr)