Potret WisataBreaking News

Nasib Maskapai Indonesia di Tengah Gempuran Corona

7
×

Nasib Maskapai Indonesia di Tengah Gempuran Corona

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan terpukul gara-gara corona (covid-19) merajalela. Pasalnya, masyarakat diminta mengurangi, bahkan tidak berpergian agar terhindar dari penularan corona.

Bukan itu saja, obyek-obyek wisata di berbagai daerah pun sepi, bahkan ada yang tutup karena tak ada pengunjung. Bagaimana nasib industri penerbangan di tengah geger corona?

Menurut Marketing and Creative Content Statqo Adzkia Arif penurunan pesanan dan aktivitas penerbangan terjadi pada hampir seluruh maskapai yang ada kecuali untuk Garuda Indonesia.

“Secara umum, aktivitas penerbangan nasional mengalami penurunan drastis 2 minggu terakhir. Maskapai yang mengalami penurunan drastis terdiri dari maskapai Citilink, Lion Air dan Batik Air. Namun, aktivitas penerbangan maskapai Garuda Indonesia masih cukup stabil sejak satu bulan terakhir,” ujar Adzkia kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Alasan Garuda Indonesia masih stabil ketimbang maskapai lainnya karena maskapai ini masih aktif menyerap penumpang kelas menengah-atas.

“Asumsinya bahwa maskapai Garuda Indonesia cenderung menyerap penumpang kelas menengah-atas dibanding kelas bawah, dapat diprediksi bahwa mobilitas kelas menengah-atas masih tetap terjadi di tengah pandemi corona ini,” katanya.

Alasan lainnya dimungkinkan karena beberapa maskapai lainnya juga sudah mulai mengurangi volume penerbangan mereka.

“Terdapat kemungkinan maskapai selain Garuda Indonesia melakukan pengurangan volume penerbangan,” pungkasnya.

Berdasarkan data traffic website maskapai penerbangan yang dihimpun Statqo, industri penerbangan nasional mengalami penurunan aktivitas penerbangan hingga sebesar 44% selama 1 bulan terakhir.

Rata-rata kunjungan ke website penerbangan Garuda Indonesia pada akhir Februari 2020 lalu berada di kisaran 266,5 ribu pengguna aktif. Sedangkan Citilink memiliki rata-rata hingga 523,9 ribu pengguna. Lion Air mencapai rata-rata 409,6 ribu pengguna. Batik Air mencapai rata-rata 135,5 ribu pengguna, dan Sriwijaya mencapai rata-rata 63,4 ribu pengguna. Akan tetapi memasuki bulan Maret 2020 mulai terjadi penurunan. (gr)