Potret24.com, Bengkalis- Guna memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), DPRD Bengkalis menggelar Rapat Paripurna Lintas Komisi Selasa (24/03/2020).
Rapat digelar di lantai dua gedung legislatif di Jalan Antara ini, dimulai sekitar pukul 11.05 WIB dipimpin langsung Ketua DPRD, H Khairul Umam.
Alhamdulillah, sekarang kita sudah punya gugus tugas untuk percepatan penanggulangan Corona Virus Desease 2019 atau Covid-19 Kabupaten Bengkalis tahun 2020 yang diketahui oleh Plh Bupati Bengkalis yaitu Bapak Haji Bustami dan Alhamdulillah sudah ada SK-nya untuk gugus tugas ini dan kebetulan seluruh Forkompinda sebagai pembina, Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Kepala Kepolisian Resort Bengkalis, Kejaksaan Negeri Bengkalis juga dari Komando Distrik Militer Kodim 0303/ Bengkalis, Pengadilan Negeri Bengkalis, Pengadilan Agama Bengkalis dan sebagai ketua adalah Plh Pak Bustami,” kata Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, H Khairul Umam.
Plh Bupati Bengkalis H Bustami, HY di dalam rapat menyampaikan telah dilakukan himbauan terhadap kewaspadaan Covid-19 kepada masyarakat melalui surat edaran Bupati Bengkalis, kemudian membuat baliho di tempat-tempat strategis yang semuanya merupakan himbauan kepada masyarakat untuk melakukan penanggulangan terutama melakukan pola hidup sehat, himbauan untuk tetap di rumah dan lainnya. Hal ini harus dilakukan untuk memutus mata rantai virus ini. Penyuluhan dilakukan tenaga kesehatan dan TNI Polri serta tokoh masyarakat juga berperan aktif dalam mensosialisasikan bahaya Covid-19.
Bustami juga mengucapkan apresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penanggulangan Covid-19 ini serta terus menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi himbauan dari Pemerintah. Semua upaya ini akan sangat tidak berarti jika tidak ada peran serta dari masyarakat. Himbauan untuk di rumah saja, hendaknya dipatuhi demi meminimalisir penyebaran covid-19. Mari mulai mencegah penyebaran virus ini dari diri sendiri dan keluarga serta lingkungan kita. Batasi diri untuk berkumpul dan keluar rumah jika memang tidak ada keperluan yang mendesak. Biarlah anak – anak kita menangis karena dilarang keluar rumah, daripada kita yang menangis karena terpapar virus ini dan menjadi korban. Tak dapat dibayangkan jika bagian dari keluarga kita menjadi penambah statistik korban meninggal dan kita tak mampu mengantarkan ke peristirahatan terakhir dengan selayaknya.
“Rencana kerja pertama sekali jika seandainya virus ini berkembang di tempat kita, kita telah menyediakan tiga tempat isolasi, pertama Balai Diklat kita yang sejak Selasa (23/03/2020) sudah berfungsi untuk menangani warga kita dari Malaysia,” tukasnya.
“Mereka sempat dikarantina selama 14 hari. Untuk cadangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan kita, kemudian sudah dipersiapkan juga wisma atlet kita. Gedung ini sudah lama tidak difungsikan untuk beberapa hari untuk melakukan perbaikan-perbaikan listrik dan air yang tidak jalan. Untuk di RS sebagai tempat isolasi yaitu RSUD Bengkalis ada 5 tempat tidur dan RS Mandau ada 4 tempat tidur, jadi sekarang kita sudah ada menyediakan 9 tempat tidur positif Covid-19. Sekiranya memang dibutuhkan nanti RSUD Mandau juga telah menyiapkan satu lantai yaitu di lantai 4 gedung sebelah kiri RSUD Mandau. Kita juga sedang menjajaki RS Chevron kalau bisa kita bekerjasama dengan mereka untuk antisipasi Kota Duri,” imbuh Plh Bupati Bengkalis, H Bustami HY
.Antisipasi penyebaran corona di duri
Disampaikan H Bustami, perlunya antisipasi di Kota Duri itu karena tempat orang melintas dari berbagai kota. “Tidak tertutup kemungkinan mereka membawa virus, orang kita ikut pula di sana. Paling tidak kami berharap anggota dewan bisa membantu kami dalam hal ini,” harapnya.
H Khairul Umam sebelumnya mengatakan, “Seluruh hadirin yang kami undang termasuk juga kemarin kita minta Ketua MUI juga hadir pada kesempatan ini mudah-mudahan nanti ada. Pada kesempatan ini saya ingin sampaikan sedikit tujuan dari rapat kali ini karena Alhamdulillah kemarin kami sebagai kepengurusan di gugus tugas percepatan penanggulangan penyebaran Corona Virus ini sudah rapat, sudah langsung melaksanakan tugas termasuk kemarin kedatangan TKI dari Malaysia melalui Karimun dan sebagainya, itu sudah ditangani. Oleh sebab itu, nanti Insya Allah kita minta terlebih dahulu kepada ketua gugus tugas ini akan menyampaikan perkembangannya dan selanjutnya nanti kita akan mendapatkan masukan-masukan. Makanya DPRD Kabupaten Bengkalis mengadakan rapat ini,” katanya dalam kesempatan itu.
“Disini (Indonesia) virus ini (Corona) berubah ekstrem, memang awalnya dari hewan ke hewan tapi sekarang ini sudah mengenai kita manusia. Itu yang terjadi perubahan ektrem. Dalam tubuh virus ini istilahnya ada DNA yang membawa masalah ke kita untuk saat ini. Dan yang terbaru diumumkan WHO, selama ini virus ini ditularkan melalui droplet, dari kita berbicara dari kita bersentuhan tapi yang terbaru bisa tertular melalui airborne yaitu melalui udara lebih kurang 8 jam. Jadi di sini sangat penting kita bersama-sama menjaga diri kita terutama memproteksi diri kita baik kita yang sering bertugas dilapangan dan juga melindungi keluarga keluarga kita apabila kita sudah sampai di rumah. Jadi kita disini memang sudah sama-sama tahu, bahwa untuk Indonesia kasusnya sudah 579 orang dan yang meninggal itu sudah 49 orang diantaranya 8 orang dokter,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (ISI) Cabang Bengkalis, dr H Rinaldi S, Sp.B, FICS.
Perlindungan diri
Ditegaskannya lagi, yang paling utama adalah perlindungan diri.
“Kadang ya kami dari dokter ada juga yang masih menganggap enteng tentang hal ini. Tapi sekarang ini mulai Sabang sampai Merauke semuanya sudah memakai APD (Alat Pelindung Diri). Dan update ini menjadi salah satu yang paling mutlak terutama untuk kami yang di garda terdepan. Untuk tenaga kesehatan sendiri saya baru mendengar satu orang perawat di RSCM meninggal dunia. Yang namanya tenaga kesehatan kita tetap ingin untuk proteksi diri kami itu lebih diutamakan dalam hal ini utamanya APD tadi karena memang untuk saat ini kita menyediakan agak susah. Memang di sini yang dibutuhkan loby, yang lebih tinggi lagi dari bapak-bapak dewan untuk menyampaikan ini karena kita bersama dengan Dinas Kesehatan sudah bersama-sama berusaha untuk mendapatkan APD ini.
“Hingga saat ini, memang keadaan barangnya kosong barang atau bagaimana saya juga enggak ngerti. Tapi, Alhamdulillah teman-teman semua yang bekerja di lini terdepan terutama dokter spesialis paru kita, rata-rata sudah membuat APD sendiri. Dalam arti kata, kami sangat mengharapkan adanya dukungan untuk hal ini dan juga ditambah lagi untuk saat ini APD itu sendiri memakai APD yang sudah ada. Walaupun tingkat keamanannya belum dicek secara detil,” harapnya lagi.
Sementara dokter gigi dan THT lebih safety lagi dengan memakai helm yang dikasih masker yang agak panjang ke bawah. Alhamdulillah sampai saat ini belum ada yang positif tapi kalau ada yang positif bagaimana APD-nya yang itu harus benar-benar memenuhi kriteria sesuai instruksi Menteri Kesehatan,” tambahnya.
Diungkapkan dr Rinaldi kebutuhan mereka paramedis dan tim akan asupan gizi dan puding. “Karena terus terang selama menghadapi korona ini kita kurang tidur dan kita tetap mengikuti perkembangannya. Mudah-mudahan apa yang kita solusikan hari ini mendapatkan berkah dari Allah SWT,” papar dr Rinaldi.
Melalui udara
Sementara anggota DPRD Rudi Handoko alias Akok setelah dr Rinaldi mengakhiri pemaparannya menanyakan kepastian bahwa Corona Virus Desease-2019 (Covid-19) bisa menular melalui udara yang langsung dijawab dr Rinaldi bahwa itu adalah benar informasi terbaru dari WHO.
“Saya ingin meluruskan apa yang disampaikan oleh Ketua IDI Cabang Bengkalis bahwa penularan Covid-19 itu salah satunya bisa melalui airborne cuma airborne di sini kita batasi konteksnya bukan berarti udara bebas, airborne yang kemungkinan orang (positif Covid-19) yang batuk tidak tertutup, percikannya itu di udara bergabung dalam jarak yang kurang dari 2 meter. Oleh karena itu salah satu dalam pengaturan jarak atau social distancing itu airborne. Kalau droplet pula adalah percikan langsung misalnya orang (positif Covid-19) batuk, bersin nempel ke kita, itu menular dalam jarak 2 meter atau lebih dekat. Jadi, kepada rekan-rekan media yang meliput jangan dikira jika di ruangan ini ada yang positif seluruh udara di ruangan ini sudah terpenuhi (udara Covid-19),” terang Juru Bicara Covid-19, Alwizar, SKM pula.
Kekurangan ADP juga dikeluhkan dr H Fidel Fauzi. “ODP itu dulu kita anggap adalah orang-orang dari luar negeri misalnya Malaysia saja tapi sekarang tidak lagi. Orang yang datang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Depok, Tangerang, Manado, Pontianak dan Denpasar kemudian ada gejala pilek dan demam dia sudah masuk ODP. Jadi bukan orang dari luar negeri saja kita karantina, saya mau contoh itu ada anak-anak yang pergi jalan-jalan ke cendana ke Bali pulang ke Duri itu masuk ODP. Jadi pemahaman persepsi ini harus kita samakan antara medis dan tim supaya nanti kita tidak kecolongan apa yang dikatakan oleh ODP dan apa PDP,” ajak dr Fidel Fauzi lagi.
“Kita sengaja menjadwalkan rapat jam sepuluh terkait membahas penanggulangan virus Corona Covid-19 ini. Jadi, kemarin pihak bupati memang sudah mengudang instansi terkait tapi kita di DPRD ini mengundang mungkin lebih luas, tidak hanya petugas kemarin kita juga mengundang organisasi IDI, MUI dan segala organisasi sosial. Sebenarnya pertemuan ini memang terbatas tidak lebih 30 orang kita undang tapi paling tidak 30 orang ini bisa mewakili organisasi untuk penanggulangan Corona ini.
Sisi anggaran
Penanggulangan virus corona (Covid 19) tidak hanya membutuhkan tenaga dan pikiran, namun juga membutuhkan anggaran. DPRD Bengkalis melalui peran pihak terkait membutuhkan anggaran untuk penanggulangan covid 19.
“Wabah virus ini kan masuk di daerah sekitar bulan Februari 2020. Sementara pembahasan APBD 2020 kan tahun 2019 lalu. Karena itu, sesuai dengan Perpres (Peraturan Presiden/ Keppres 9 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keppres 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona) yang boleh melakukan pergeseran terkait dengan anggaran penanggulangan Corona. Kemudian juga dalam untuk menanamkan masyarakat selama ini kan banyak bertanya di daerah pemilihan dewan, dengan adanya gambaran yang komprehensif tidak hanya bagi para petugas medis tapi masyarakat yang lain juga memerlukan keterangan sehingga dewan, konsekuen di daerah juga akan tidak sesat sebagaimana yang kita lihat berita di luar banyak yang hoax sehingga menimbulkan masalah di masyarakat. Mudah-mudahan dengan banyaknya keterangan ini hewan bisa menjelaskan dengan baik dengan konsekuensinya,” kata Sekretaris Dewan, Radius Akima kepada beberapa awak media.
Ditambahkannya lagi, dari sisi anggaran, DPRD menunggu pihak eksklusif mengusulkan karena sudah ada yang lain hukumnya yang pertama Perpres yang kedua Permendagri (Permendagri Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah) itu sudah bisa eksekutif untuk menganggarkan penanggulangan Covid-19 ini,” jelas Radius Akima.
“Sekarang untuk berbicara dengan teknologi informasi ada di tangan kita masing-masing dengan menggunakan media sosial yang luas. Kita harapkan kepada masyarakat, lebih-lebih kepada ASN (Aparatur Sipil Negara) agar jangan menyebar berita hoax. Berikanlah berita-berita yang menenangkan. Dalam rapat tadi ketua IDI telah menyampaikan bahwa sebenarnya virus initidak berbahaya. Ada yang lebih berbahaya seperti Ebola, AIDS.
Covid-19 ini menjadi bahaya karena penularan dan penyebarannya itu sangat mudah, ini yang membuat Covid-19 menjadi berbahaya. Sementara, Ebola atau AIDS itu kan harus kontak langsung, tapi karena penularan Covid-19 ini sangat mudah, itu yang menjadi berbahaya. Oleh karena itu, himbauan pemerintah untuk yang pertama social event sing kemudian juga jangan keluar rumah kami kira itu patut kepada para jurnalis untuk menyampaikan kepada masyarakat jadi peran jurnalis sangat besar untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat berupa informasi yang telah sudah ditetapkan oleh pemerintah berupa SOP (Standar Operasional Prosedur) bagi masyarakat dalam penanggulangan penyebaran Covid-19 ini,” harapnya di akhir wawancara.
Setelah rapat ditunda pada pukul 12.23 WIB untuk mendirikan shalat Dzuhur dan makan siang, rapat pun dilanjutkan kembali. “Kita mulai melakukan penanggulangan Covid-19 saat 5 WNA terdampar di Meskom (pantai PT Meskom Agro Sarimas, Desa Pangkalan Batang Barat,red).
“Pada saat itu, kita sudah dipanggil oleh Bapak Gubernur Riau bagaimana penanganan WNA ini. Sudah kita jelaskan, untuk pintu masuk orang asing bukan ranahnya Dinas Kesehatan, tanahnya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) karena jajaran vertikal dari Kementerian Kesehatan. Tapi dalam hal penanganan daerah, tentunya KKP tidak bisa berdiri sendiri. Mereka meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan setempat untuk memberikan bantuan dalam segi logistik maupun ketenagaan. Dapat saya jelaskan, Dinas Kesehatan telah membentuk tim yang secara kontinyu untuk melakukan pemantauan terutama di jajaran kita,” ungkap dr Ersan yang juga menyebutkan mengapa karantina dilakukan 14 Hari karena Corona Virus Desaese-2019 (Covid-19) hidupnya hanya 14 hari.
Sementara dari Bea dan Cukai dalam hal penanggulangan percepatan Corona Virus Desaese-2019 (Covid-19), menegaskan bahwa segala bea dan cukai yang timbul akibat adanya pemasukan barang-barang berupa alat pelindung diri (ADP) dari luar negeri ke Indonesia adalah gratis dan tidak dikenakan biaya.
“Kami akan bantu prosesnya dan kalau untuk import, kami support,” katanya.
Setelah mendengar masukan dari berbagai pihak yang hadir saat itu, Rapat Paripurna berkenan Rapat Kerja Lintas Komisi DPRD Kabupaten Bengkalis terkait Corona Virus Desease-19 (Covid-19) hari itu berjalan dengan lancar dengan satu kesepakatan dan berakhir sekitar pukul 17.22 WIB.
Bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis yang membutuhkan informasi, dapat menghubungi Call Center Gugus Tugas Covid-19 082284849464. (adv/dprd bengkalis)