Potret24.com, Indragiri Hulu- Komisi III DPRD Kabupaten Indragiri Hulu akan mengagendakan Inpeksi mendadak (Sidak) ke lokasi kawasan pertambangan batu bara PT. Samantaka.
Sidak dilakukan menyusul munculnya keresahan masyarakat dibalik aktivitas lalu-lalang pengangkutan batu bara PT. Samantakan yang berujung mengakibatkan adanya sumbangan debu di sepanjang permukiman masyarakat.
“Jangan diciptakan keresahan bagi masyarakat akibat dampak aktifitas mereka,” tegas anggota Komisi III DPRD Kabupaten Indragiri Hulu, Elda Suhanura SH MH, Selasa (10/03/2020).
Elda belum bisa memastikan kepastian Sidak tersebut. Namun, dirinya menyatakan bahwa Sidak tersebut dilakukan dalam waktu dekat.
“Diatur waktunya. Dalam waktu dekat akan turun langsung kelapangan sekaligus meninjau lokasi praktek tambang dan mempertanyakan apakah kewajiban pihak perusahaan telah disalurkan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan seyogyanya PT. Samantaka memperhatikan lingkungan sekitar dengan melakukan penyiram jalan secara berkala. Tidak bisa dipungkiri jika dibalik aktivitas tanpa adanya perhatian perusahaan dapat mengancam kesehatan masyarakat di sepanjang jalanan tersebut.
“Intinya tidak terima pemukiman masyarakat hanya mendapat sumbangan debu. Sebab wilayah lintas transportasi tambang batu bara di sana cukup di padati penduduk dan perlu di perhatikan kesehatan lingkungan,” tandasnya.
Disinggung terkait dugaan dalang kerusakan jalan akibat kelebihan tonase, politisi Partai Golkar ini tidak banyak berkomentar.
Meski begitu, namun dirinya menekankan pihak PT. Samantaka agar mengurangi kapasitas muatan ketika melangsir batu bara.
“Pihak PT.Samantaka Batu Bara ditekankan agar mengurangi tonase muatan guna menjaga kondisi ketahanan badan aspal jalan yang saat dini banyak titik rusak. Lain hal buat jalan perusahaan sendiri,” tukasnya.
Diwartakan sebelumnya, PT. Samantaka diduga menyumbang debu ke masyarakat.
Sumbangan jatah debu itu didapati lewat aktivitas lalu lalang truck pengangkut batu bara di sepanjang jalan.
Hal itu diungkapkan sejumlah warga setempat berinisial MN.
“Meski penyiraman ala kadar berjalan, namun pemukiman warga tetap mendapat jatah sumbangan debu dan mengancam kesehatan khususnya bagi anak didik,” katanya saat diwawancara Potret24.com, Minggu (08/03/2020).
Diungkapkannya, sumbangan debu oleh pihak PT. Samantaka disebutnya sudah cukup lama. Tak sedikit sumbangan debu tersebut diterima warga. Bahkan ketika membludak lalu lalang truck pengangkut batu bara itu, warga kian terdampak sumbangan debu.
“Kalau udah melintas puluhan truck, warga makin banyak dapat sumbangan debu,” cakapnya.
Masyarakat tidak pernah mengajukan permintaan perhatian lebih ke pihak PT. Samantaka. Mereka hanya berharap pihak perusahaan berkala melakukan penyiraman jalan. Namun penyiraman berkala itu tak kunjung dilakukan.
Alhasil warga setempat murka dan menghentikan truck pengangkut batu bara PT. Samantaka di jalan. Aksi itu dilakukan sebagai wujud protes oleh sejumlah warga lantaran tak dilakukannya penyiraman berkala oleh PT. Samantaka.
“Tiga hari lalu, sejumlah truck angkutan batu bara milik PT. Samantaka sempat di stop akibat kemarahan masyarakat. Penyiraman tidak rutin berjalan hingga tidak tahan lagi selalu mendapat bantuan debu setiap hari,” tukasnya.
Sementara itu Camat Peranap, Umar membenarkan aksi penghentian truck oleh sejumlah warga.
Dia menjelaskan, penghentian truck tersebut lantaran tidak adanya perhatian pihak PT. Samantaka terhadap lingkungan, yakni penyiraman jalan.
“PT.Samantaka tidak ada kepedulian pada lingkungan. Sementara di sepanjang jalan yang dilintasi angkutan tambang batu bara itu telah di padati pemukiman warga,” ungkapnya.
Selain permukiman masyarakat, PT Samantaka juga turut diduga menyumbang debu ke Sekolah dan Mushola.
“Sekolah dan mushola masyarakat yang saat ini terganggu akibat sumbangan debu mereka,” ujar Umar dengan nada kesal.
Sarana jalan yang dilalui PT. Samantaka merupakan jalan lintas dibangun pemerintah. Saat ini kondisi badan aspal jalan Napal dilaporkan telah mengalami kerusakan. Camat Peranap menduga kerusakan jalan tersebut diakibatkan kelebihan tonase truck batu bara milik PT. Samantaka.
“Lebih baik buat jalan sendiri atau berhenti dari pada menimbulkan kerugian bagi negara akibat kerusakan jalan, serta keresahan masyarakat yang timbul setiap hari,” tegasnya.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Indragiri Hulu, Dodi Irawan angkat bicara terkait persoalan itu.
Dia menegaskan, pihak perusahaan harus peduli sosial dan lingkungan warga sekitar.
“Apalagi jumlah penduduk di sepanjang jalan yang dilewati angkutan tambang batu baru PT. Samantaka merupakan pemukiman masyarakat cukup padat,” singkatnya.
Maneger Humas PT. Samantaka saat dikonfirmasi Potret24.com tidak berkomentar.
” Tanya saja langsung pimpinan perusahaan yang lebih mengetahui,” singkat Amri, yang juga Kepala Desa Pauhranap itu sambil menutup telepon. (frasetia).