Pekanbaru

Cegah Karhutla, Dashboard Lancang Kuning Resmi Diluncurkan

4
×

Cegah Karhutla, Dashboard Lancang Kuning Resmi Diluncurkan

Sebarkan artikel ini

Potret24, Pekanbaru- Sebuah inovasi yang dilakukan oleh jajaran Polda Riau akhirnya secara resmi di launching Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Azis. Inovasi ini merupakan sistem yang terintegrasi dan komprehensi untuk penanganan Karhutla di Indonesia.

Demikian dijelaskan Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto, Senin (09/03/2020).

“Sistem ini tidak hanya dipakai oleh Provinsi Riau lantaran telah digunakan oleh 11 jajaran polda yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.

Adapun sebelas polda ini adalah Polda Aceh, Polda Sumut, Polda Sumbar, Polda Jambi, Polda Sumsel, Polda Kaltim, Polda Kalsel, Polda Kalteng, Polda Kalbar, Polda Kaltara, dan Polda Babel.

Sunarto menjelaskan, sebelas polda ini telah mengirimkan personilnya ke Polda Riau untuk dilatih agar mampu menerapkan aplikasi Dashboard Lancang Kuning ini di polda masing masing.

Sebelumnya, Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Efendi menjelaskan, dashboard Lancang Kuning ini merupakan aplikasi yang memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Sistem ini mampu menunjukan titik api yang belum tertangani. Dengan begitu akan mempermudah tim melakukan penanganan terhadap titik-titik api yang ada.

Menu lain yang disajikan Dashboard Lancang Kuning ini, personel dapat mengetahui lokasi embung yang telah dibuat di sekitar titik api, sehingga bisa mempercepat proses pemadaman.

Saat ini, sistem tersebut juga telah terintegrasi dengan drone yang memiliki cakupan luas sejauh lima kilometer. Drone tersebut membantu anggota polsek yang berada di dekat sungai agar tak perlu menyeberang. Drone ini juga bisa membantu melakukan upaya pemadaman di lahan yang luas, karena mampu menangkap suhu.

“Ketika melakukan pemadaman di Rupat Utara, wilayahnya luas. Habis titik api di sini mati, mana lagi yang mau kita semprot? Nah drone itu dapat mendeteksi suhu panas,” urai Agung secara ringkas.

Mantan Deputi Siber Badan Intelijen Negara (BIM) ini mengungkapkan, ide membuat sistem ini berawal dari keprihatinanya dalam menangani karhutla yang seakan tidak memiliki solusi lantaran tiap tahun selalu terjadi. (frasetia)