Potret Bisnis

Ketum Kadin: Jadikan UMKM sebagai Pahlawan Devisa

4
×

Ketum Kadin: Jadikan UMKM sebagai Pahlawan Devisa

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru – Kepengurusan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Riau masa bakti 2019-2024 dikukuhkan oleh Ketua Umum  (Kadin), Eddy Ganefo, Senin (2/12/2019) di Hotel Arya Duta Pekanbaru. Organisasi ini dikomandoi Supianto SSos.

Dalam kata sambutannya ketua panitia M Maliki menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh panitia yang sudah bertungkus lumus dalam mempersiapkan pelantikan pengurus Kadin Riau.

“Terimaksih atas kerjasama semua pihak yang sudah menyukseskan acara ini sehingga acara ini terlaksana dengan lancar. Kami berharap kedepan seluruh para pengurus Kadin tetap solid dan bisa membawa organisasi ini semakin baik dan bisa mengembang UMKM yang ada di Riau ini,” kata Maliki.

Sementara itu, Eddy Ganefo menjelaskan  Kadin adalah organisasi bisnis dan sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 1 Tahun 87 Pasal 6 dan penjelasa. Di dalam pasal 6 itu jelas bahwa tugas utama dari Kabinet Indonesia adalah membina pengusaha menengah pengusaha kecil dan pengusaha mikro.

“Jadi Kadin ini bukan mengambil dana proyek APBD atau APBN, bukan untuk menakut-nakuti tapi adalah membina para UMKM itu. Tugas utamanya selama ini hampir tidak pernah menjalankan tugasnya kita tahu mungkin termasuk di sini juga,” ungkap Eddy Ganefo

Disebutkan, mulai sekarang Kadin melaksanakan amanat. Direncanakan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kadin akan concern membantu membina UMKM di daerah. Khususnya yang mempunyai potensi di kabupaten/kota di provinsi Riau.

“Seperti pagi tadi saya sampaikan beberapa konsep kita adalah memberdayakan produk turunan dari pada kelapa. Karena banyak sekali kelapa di Riau ini yang tentu bisa kita manfaatkan bisa meningkatkan valuasinya nilai tambahnya. Tadinya jadi sampah ini bisa menjadi emas,” paparnya.

Disebutkan,sabutnya terbuang bisa jadi tali dan macam-macam. Batoknya juga bisa jadi arang. Arang batok bisa menjadi briket kemudian bisa jadi karbon aktif dan juga bisa menjadi bahan bahan kosmetik bahan-bahan kesehatan dan sebagainya.

“Kelapa juga  bisa jadi nata de koko ataupun air kelapa yang bisa dijual dan diekspor dagingnya juga demikian bisa menjadi  menjadi tepung kelapa dan sebagainya agar semuanya bisa kita ekspor,” tegasnya

Dia mengungkap, terjadi penurunan perekonomian di Provinsi Riau. Padahal  investasinya sangat besar. “Oleh karena itu kita menggalakkan UMKM untuk mengubah meningkatkan perekonomian di Provinsi Riau ini,” pesannya.

Di bawah kepemimpinan Supianto,  Eddy Ganefo, Kadin Riau diperintahkan awal tahun depan sudah ada laporan untuk pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan di Provinsi Riau. 

“Jadi kita usahakan untuk tidak menggerus APBD. Kita harus berinvestasi di negeri sendiri. Harapan saya UMKM di Indonesia ini khususnya di Provinsi Riau adalah UMKM yang menjadi pahlawan devisa. Utarakan pengelolaan produk-produk perdagangan itu untuk orientasi ekspor sehingga menghasilkan devisa bagi negara dan juga tentu peningkatan ekonomi bagi Provinsi Riau,” tutup Eddy Ganefo.

Sementara itu, Kadis Perindustrian Riau, Drs Asrizal  MPd mewakili Gubernur Riau mengakui pemerintah Riau sangat butuh partisipasi nyata dari semua elemen yang ada. Baik yang berada dalam lingkungan pemerintah sebagai regulator pembina maupun masyarakat luas.

Termasuk yang paling utama adalah kalangan dunia usaha sebagai pelaku ekonomi dan optimal sebagai mitra dari daerah dalam mendukung kepentingan pembangunan daerah maupun nasional. “Untuk mengantisipasi serta menyiapkan diri diberlakukannya era perdagangan bebas yang tidak mengenal batas negara,” tegasnya.

Sebagai guru perekonomian, dikatakan Asrizal negara tidak hanya diisi oleh pengusaha-pengusaha besar. Namun juga diisi oleh pengusaha kecil menengah yang berkontribusi positif dalam memajukan meningkatkan perekonomian rakyat Riau. 

“Pemerintah selama ini mengemban misi dan juga memiliki tanggung jawab dalam membina dan mengembangkan kerjasama yang seimbang dan selaras baik sektoral maupun non sektoral. Pada skala daerah, nasional maupun internasional dalam rangka menciptakan usaha yang sehat dan dinamis,” tutur Asrizal.

Diakui Asrizal,  perhatian publik dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional Riau sangatlah besar. Dibuktikan dalam periode 2011 sampai 2018 ekonomi Riau mengalami perlambatan atau penurunan 2011 ekonomi pada level 5,57 persen.

Akhir 2018 kemarin ekonomi Riau tumbuh hanya pada level 2,34 persen. Jauh di bawah nasional 2019. “Sampai triwulan ketiga ini kita baru mencapai 2,8 persen.  Baik pemerintah maupun bagi Kadin Riau ke depan apabila kita lihat data yang ada mengapa ekonomi tidak tumbuh dan berkembang secara pesat karena selama ini mengandalkan  pada sektor migas dan perkebunan sawit. Di migas bermasalah di bidang perdagangan Global saat ini turun,” ungkap Asrizal.

Diungkapkan, sawit bermasalah dengan dunia luar khususnya Eropa. “Kita disuguhkan dengan penyakit tanaman sawit di lahan gambut yang tidak benar. Akhirnya harga sawit turun. Padahal Riau memiliki 2,4 juta hektar lahan sawit itu yang legal. Di satu sisi kita selalu bilang berada pada peringkat kelima investasi di Indonesia dan bahkan peringkat 1 investasi di luar Jawa tapi mengapa ekonomi hari ini belum memadai,” tanya Asrizal.

Disebutkan, Gubernur Riau mulai merintis salah satu sektor pariwisata yang dikolaborasikan dengan UMKM. UMKM bisa tumbuh berkembang didukung dengan pariwisata. Selain itu, Riau punya potensi pertanian yang besar. (Chandra)