Potret Lingkungan

Eet: Setiap Tahun Bibir Pantai Pesisir Dihantam Abrasi

4
×

Eet: Setiap Tahun Bibir Pantai Pesisir Dihantam Abrasi

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru- Ketua DPRD Riau, Indra Gunawan menegaskan, pengembangan potensi wisata bahari di Kabupaten Bengkalis terancam tak berkembang.

Ancaman itu datang lantaran hantaman abrasi yang terjadi setiap tahun disepanjang bibir pantai pesisir.

Demikian diungkapkannya di Pekanbaru, Senin (16/12/2019).

“Ancaman terbesar dalam pengembangan potensi wisata bahari di Riau adalah abrasi disamping faktor infrastruktur seperti jalan, jembatan, air bersih dan listrik yang belum memadai. Potensi tersebut tidak berkembang ketika sektor infrastruktur masih belum tuntas termasuk penanganan abrasi yang harusnya dilakukan melalui program sharing budget antara Pemkab Bengkalis, Pemprov Riau dan Pemerintah Pusat,”ungkapnya.

Potensi wisata bahari terancam tak berkembang berhadapan langsung dengan Selat Melaka. Daerah yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka tersebut adalah kabupaten Bengkalis dan kabupaten kepulauan Meranti, namun objek wisata bahari potensial terdapat di kabupaten Bengkalis.

“Kawasan wisata bahari di Kabupaten Bengkalis meliputi pantai Tanjung Lalin dan Teluk Rhu di kecamatan Rupat Utara, pantai Alohong Teluk Ketapang di kecamatan Rupat, serta pantai Selatbaru di kecamatan Bantan dan Prapat Tunggal di kecamatan Bengkalis,” ujarnya.

Penanganan abrasi harus segera dilakukan. Puluhan meter bibir pantai dengan panjang mencapai puluhan KM setiap tahunnya dikikis air laut. Sehingga hal itu dikhawatirkan mengancam punahnya salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Bengkalis*red), bahkan termasuk pemukiman dan area perkebunan masyarakat yang berdomisili disepanjang daerah rawan abrasi.

“Tingkat laju abrasi yang terjadi di kawasan pesisir setiap musim pasang cukup mengkhawatirkan karena abrasi juga terjadi Bengkalis daratan seperti di desa Sepahat, Tenggayun, Bukitbatu di kecamatan Bandar Laksamana selain di pulau Rupat dan Pulau Bengkalis. Untuk itu kita bersama pihak eksekutif coba upayakan penanganan bersama abrasi ini ke pemerintah pusat,”cetusnya.

Pemerintah Provinsi Riau telah berkoordinasi dengan Pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Hasilnya Pemerintah pusat merespon dan menggelontorkan anggaran melalui dana alokasi khusus (DAK) Rp.154 miliar untuk penanganan abrasi di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Angka sebesar Rp.154 miliar dikabarkan masih tahap pertama. Infomasi dirangkum, Pemerintah pusat bakal menggelontorkan anggaran hingga Rp.2,4 triliun untuk penanganan abrasi lima tahun kedepan di Provinsi Riau.

“Informasi untuk lima tahun ini, Riau mendapat alokasi dana mencapai Rp 2,4 triliun untuk penanganan abrasi secara berkala. Mudah-mudahan program presiden Jokowi ini terealisasi seratus persen nantinya,”tukasnya. (Son)