Potret24.com, Pekanbaru- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning menggelar orasi di Mapolda Riau, Kamis (29/08/20" />
Potret Peristiwa

Anak Wako Pekanbaru Dituding Bermain Proyek

5
×

Anak Wako Pekanbaru Dituding Bermain Proyek

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning menggelar orasi di Mapolda Riau, Kamis (29/08/2019).

Massa menuding anak kandung Walikota Pekanbaru Firdaus, Alfarabi, melansir kanalriau.com, bermain proyek puluhan miliar di salah satu OPD pemerintah Kota Pekanbaru.

Tak tanggung-tanggung, paket proyek dikerjakan oleh anak orang nomor satu di pemerintahan Kota Pekanbaru itu miliaran rupiah tahun 2017.

“Alfarabi juga ikut mengerjakan proyek Rp20 miliar di Dinas Perkim dan PUPR pada 2017 lalu,” teriak orator demostran, Cep Pernama Galih.

Selain itu, Cep Pernama Galih juga menuding keponakan Walikota Firdaus memonopoli proyek pembangunan Jalan 7 Tahun terakhir.

“Keponakannya, Amir Lutfi memonopoli proyek pembangunan jalan selama tujuh Tahun pamannya memimpin Kota Pekanbaru,” ujarnya.

Orasi itu tak lama berlangsung. Perwakilan Dirreskrimsus Polda Riau menerima aspirasi demonstran.

Kepada demonstran, petugas menyebutkan akan segera menyampaikan tuntutan tersebut kepada pimpinannya.

Pantauan dilapangan, aksi unjukrasa mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisian. Terlihat juga massa tampak membawa spanduk berwarna merah.

Dalam spanduk terpajang gambar Walikota Pekanbaru Fidaus mengenakan dan Amir Lutfi, yang merupakan keponakan orang nomor satu di pemerintahan Kota Pekanbaru.

Bahkan, bersamaan gambar juga dituliskan “Diduga Walikota Pekanbaru Firdaus korupsi ganti rugi lahan kantor Pemko Pekanbaru sebanyak 800 miliar. Kemudian, diduga Amir Lutfi keponakan kandung Walikota Pekanbaru, anak dari H. Zahar memonopoli proyek Jalan selama 7 Tahun kepemimpinan Firdaus. Selanjutnya, diduga Alfarabi anak kandung Firdaus mengerjakan proyek PUPR dan Perkim sebanyak Rp.20 miliar Tahun 2017.

Terakhir massa menuliskan “Diduga gembong koruptor dan monopoli proyek Pemko Pekanbaru”. ***