“Saat ini masih 50:50. Belum diputuskan,” tutur Ferry dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (17/7/2019).
Ferry mengatakan Gerindra bakal menghelat rapat Dewan Pembina pada Jumat mendatang (19/7/2019). Rapat bakal dilaksanakan di kediaman Ketua Umum Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor.
Rapat tersebut, lanjutnya, membahas perkembangan politik terkini. Misalnya, membicarakan hasil pertemuan antara Prabowo dengan Jokowi pada Sabtu lalu (13/7).
Setelah itu, Gerindra bakal menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Agustus mendatang. Pada rapat itu akan diputuskan di mana posisi Gerindra selanjutnya.
“Apakah bersama koalisi pemerintah atau oposisi,” tutur Ferry.
“Masa kita minta (posisi). Kalau ditawarkan mungkin iya,” tutur Fery.
Ferry mengatakan bahwa demokrasi membutuhkan checks and balances. Karenanya, oposisi diperlukan untuk mengawasi kinerja pemerintahan.
Namun, menurut Ferry, oposisi tidak hanya berada di parlemen. Tugas mengawasi bukan hanya tugas partai politik, tetapi juga oleh masyarakat secara umum.
Ferry menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan di parlemen tergolong level elit. Itu pun bisa saja ada kongkalikong antara pemerintah dengan parlemen meski ada parpol yang memutuskan menjadi oposisi.
“Oposisi dan pengawasan itu juga bisa dilakukan di jalanan, karena rakyat punya hak untuk bersuara, demonstrasi,” tutur Ferry.
Ferry bicara demikian, bukan berarti Gerindra tidak ingin menjadi oposisi dan mendambakan masyarakat lebih aktif melakukan pengawasan. Dia menegaskan bahwa partainya masih belum memutuskan sikap.
“Enggak begitu juga. Tetapi pada intinya, pengawasan bisa di parlemen dan di jalanan oleh masyarakat,” kata Ferry. (Lis)