Potret24.com, Pekanbaru- Gubernur Riau, Syamsuar mengaku prihatin Provinsi Riau masuk urutan kelima peredaran narkoba tertinggi di Indonesia. Kondisi ini bertentangan dengan Riau yang identik dengan tanah Melayu
“Kita prihatin Riau masuk urutan lima (peredaran narkoba tertinggi), kalau urusan narkoba ini lebih baik kita tak masuk urutan. Kalau bisa kita tak masuk urutan 10 besar. Karena ini bukan menaikan citra Riau, tapi ini tantangan kita,” kata Syamsuar, Jumat (26/4/2019).
Karena itu, Syamsuar berharap urutan tersebut tak naik lagi rangkingnya karena menurutnya seperti laporan kepala BNNP Riau bisa saja naik rangkingnya.
“Tapi semua itu bisa kita lakukan kalau kita bersatupadu dengan semua stokeholder yang ada di Riau, bekerjasama dengan aparat, tokoh-tokoh masyarakat dan agama kita bisa mengatasi persoalan narkoba ini. Karena narkoba ini bukan masalah Riau, tapi Indonesia,” ujarnya.
Untuk itu, Syamsuar mengajak semua masyarakat Riau harus bekerja bersama-sama mengatasi peredaran narkoba ini. Apalagi Presiden sudah menegaskan bahwa Indonesia darurat narkoba.
“Tadi BNN juga sudah menyampaikan, bahwa ada tiga bahaya yang menjadi perhatian kita, teroris, korupsi dan narkoba,” cetusnya.
Untuk menekan peredaran narkoba ini, lanjut Syamsuar, Pemprov Riau dan Forkopimda sudah ada kesepakatan membuat tim terpadu penanganan narkoba.
“Nanti sekaligus kita sosialisasi dan penyuluhan bahaya narkoba sampai ke daerah-daerah, agar masalah narkoba menjadi komitmen kita bersama untuk menangani peredaran narkoba di Riau ini,” sebutnya. (Lis)