Potret24.com, Pekanbaru- Layanan transportasi laut yang menghubungkan Dumai-Malaka, Malaysia ditargetkan sudah mulai dioperasikan akhir tahun ini. Kedua negara bahkan sudah duduk satu meja membahas terobosan baru ini.
Pertemuan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Pemprov Riau yang mewakili pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Malaysia pada pekan lalu menyepakati kerjasama transportasi melalui jalur laut dengan mengoperasikan kapal Roll On-Roll Off (RoRo) dengan Rute Dumai-Malaka.
“Kalau tidak akhir 2019, awal 2020 RoRo sudah jalan,” Gubernur Riau, Syamsuar, Senin (8/4/2019).
Kedua pemerintah di negara ini mengharapkan adanya kemudahan bagi masyarakat untuk saling menjangkau satu sama lain.
Dengan dioperasikannya kapal Roro tersebut, maka masyarakat di Provinsi Riau akan lebih mudah untuk melintas ke Malaysia, demikian pula sebaliknya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau, Taufik OH, Senin (8/4/2019) mengungkapkan, pihaknya akan segera membentuk tim kecil untuk membahas persoalan teknis terkait kesiapan jelang dioperasikan Roro Dumai-Malaka.
Tim kecil melibatkan kementrian perhubungan, Pemprov Riau, Pemko Dumai dan pihak kepolisian serta Pelindo.
“Yang paling penting kita diminta untuk membahas masalah teknis dengan membentuk tim kecil. Kita terdiri dari kementerian dan kita dari daerah,” ujarnya.
Selain itu, tim ini juga akan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kendaraan dari masing-masing negara agar bisa dilalui oleh kedua negara itu.
“Kalau fasilitas nanti Pelindo dan pemko Dumai yang siapkan Pelabuhan di Dumai. Tapi ini juga nanti akan dibahas dalam rapat teknis lanjutan,” katanya.
Sebab pelabuhan yang ada saat ini perlu dilakukan perbaikan dan penambahan fasilitas agar sesuai dengan standar masing-masing negara.
“Pelabuhan kita juga ada di situ, Pelindo juga ada yang kurang itulah yang harus di selesaikan,” sebutnya.
Sedangkan untuk armada kapal yang akan dioperasikan, natinya akan disiapkan oleh Kementerian Perhubungan dan dari PT ASDP Indonesia Feri, perusahaan milik negara yang bergerak di bidang angkutan penyeberangan.
Kapal harus standar lintas internasional. Dari sisi perhubungan laut memang tak banyak masalah tapi untuk transportasi darat yang masih perlu disesuaikan,” ujarnya.
Dengan dibukanya akses transporasi laut Dumai-Malaka, maka nantinya kendaraan yang berasal dari Malaysia atau Indonesia sudah bisa langsung dengan ketentuan yang suah memenuhi spesifikasi yang disepakati.
“Tahap awal seluruh kendaraan dari Indonesia nanti bisa sampai di Tanjung Bruas Malaka. Apakah nanti diganti dengan kendaraan yang ada di Malaysia, atau seperti apa, nanti dicari dulu regulasi dan formulasi yang tepat. Nanti kita akan ada rapat lagi di Dumai tanggal 17 Juni dengan delegasi malaysia. setelah itu barulah pertemuan besar di bulan Agustus di Putra Jaya Malaysia. Finalnya nanti disitu,” katanya.
Sebagai informasi, Rute RoRo Dumai-Malaka ini merupakan pilot project untuk ASEAN Single Shipping Market (ASSM).
Indonesia telah melakukan pembahasan intensif terkait persiapan pengoperasian RoRo Dumai-Malaka ini, sejak diselenggarakannya 2nd Join Task Force Meeting di Pekanbaru, Indonesia pada September 2018.
Adapun pada 3rd Task Force Melaka-Dumai RoRo Ferry Operation Meeting ini, delegasi Indonesia meliputi perwakilan dari Kantor Pusat Ditjen Perhubungan Laut, Kantor KSOP Kelas I Dumai, Ditjen Perhubungan Darat, Atase Perhubungan Kuala Lumpur, Kementerian Luar Negeri, PFKKI Kemenhub, Ditjen Bea Cukai, PT Pelindo I (Persero), PT ASDP Ferry, serta Pemerintah Daerah Provinsi Riau. (Lis)