Pekanbaru

70 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Sentani

7
×

70 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Sentani

Sebarkan artikel ini

Potret24.com – Polisi menyatakan, jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan longsor di Sentani, Jayapura, menjadi 70 orang. Dari total korban jiwa, 17 di antaranya sudah teridentifikasi.

“Korban meninggal dunia 70 orang, korban luka-luka 43 orang,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, Minggu (17/3/2019).

15 Jenazah sudah diserahkan polisi ke pihak keluarga. Untuk jasad lainnya, polisi masih melakukan identifikasi. “15 Jenazah telah diserahkan kepada keluarga korban sedangkan 2 jenazah belum diserahkan menunggu keluarga korban,” katanya.

Sedangkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura, Putu Arga Sujawadi, mengatakan, 63 orang meninggal di Kabupaten Jayapura dan 7 korban tewas lain di Kota Jayapura.

“Data yang kami terima dari posko utama, korban jiwa meninggal sampai 14.50 WIT sebanyak 63 Jiwa dan di tambah 7 orang di kota Jayapura untuk korban luka ringan 75 orang dan luka berat 30 orang,” Kata Putu, saat dihubungi detikcom.

Sedangkan untuk korban luka sebanyak 105 orang. Mereka dirawat di berbagai tempat. “Ada di Puskesmas Sentani, RSUD Yowari dan Dian Harapan,” ucap Putu.

Kronologis

Banjir bandang dan longsor di Sentani, Jayapura, Papua, terjadi sejak Sabtu (16/3) malam. Banjir tersebut juga membuat 4 ribuan warga mengungsi dan 350-an bangunan rusak-rusak.

Berikut kronologi banjir bandang yang dijabarkan Sutopo Purwo Nugroho, saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jl Pramuka Raya, Jakarta, Minggu (17/3/2019):

Sabtu 16 Maret

Pukul 17.00 WIT
Hujan deras mengguyur kawasan Sentani, Jayapura. Hujan tersebut turun sangat deras.

Pukul 18.00 WIT
Hujan mengalami fluktuatif dengan curah hujan menjadi deras mencapai 50.5 mm/jam.

Pukul 22.00-00.00 WIT
Ketika hujan deras di gunung maka palung sungai yang ada di sekitar Sentani tidak mampu menampung. Kemungkinan indikasi bahwa sebelumnya terjadi longsoran-longsoran yang kemudian membendung alur-alur sungai di hulu.

“Itulah yang menyebabkan mengapa terjadi banjir bandang dengan material kayu-kayu gelondongan, batu-batu sedimen banyak yang dialurkan ke bagian hilirnya. Kemudian menerjang 9 kelurahan-kelurahan di kecamatan Sentani,” ujar Sutopo.

Selama 8 jam diguyur hujan, curah hujan mencapai 235,1 mm/jam. Menurut Sutopo, curah hujan ini sangat ekstrem.

Minggu 17 Maret

Pukul 08.00 WIT-17.00 WIT
Setelah diterjang banjir sejak tadi malam, sejumlah petugas melakukan evakuasi. Hasilnya, petugas gabungan menemukan 14 jenazah. Sampai dengan sore ini tercatat korban meninggal 58 orang,

“Kemungkinan korban masih akan terus bertambah. mengapa? proses evakuasi masih berlanjut. kemudian, belum semua daerah yang terdampak bencana dijangkau oleh tim SAR gabungan,” tutur Sutopo. (Lis)