Potret24.com, Pekanbaru– Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim sangat kecewa dan kesal dengan pengelolaan Masjid Raya An Nur jalan Hang Tuah Pekanbaru. Kondisi salah satu icon di Pekanbaru ini memprihatinkan dan butuh perhatian lebih.
Kondisinya sudah sangat memprihatinkan, terutama di bagian dalam masjid sudah banyak plafon yang bocor, belum lagi eskalator yang tidak berfungsi hingga minimnya jamaah yang hadir tiap kegiatan keagamaan yang dilakukan.
Ungkapan kekecewaan langsung disampaikan Gubri di hadapan pengurus Masjid Raya An Nur dan satuan unit kerja terkait serta Kepala OPD lingkungan Pemprov Riau yang ada pada acara penyerahan karpet masjid bantuan CSR dari Bank Riau Kepri (BRK), Kamis malam (14/2/2019) di Masjid Rakanya An Nur.
“Saya sering sholat di masjid ini, walau posisi saya di bekakang duduk. Saya melihat ada beberapa hal yang harus dibenahi. Sudah banyak yang bocor sehingga ganggu jamaah yang mau duduk. Kemudian saya juga sedikit emosi tadi eskalator tidak berfungsi atau rusak. Saat saya tanya tadi, dijawab kuncinya sudah tidak ketemu. Ini kan sudah tidak benar, mesti dilakukan evaluasi segera. Belum lagi jamaah yang sepi tiap acara keagamaan yang dilakukan,” sebutnya dengan nada marah dan kesal.
Lebih jauh dikatakan juga, Masjid Raya An Nur merupakan kebanggaan daerah atau masyatakat Riau. Tapi kondisinya sudah tidak terurus.
“Kita sudah kirim Tim bagaimana untuk kelola masjid yang baik. Yaitu ke NTB, belajar dengan guru Bajang melihat masjid di NTB. Kemudian satu Tim lagi ke Semarang, yang punya masjid cukup bagus sama persis dengsn masjid Nabawi,” tambah Gubri.
Jadi menurut Gubernur yang akan habis masa jabatannya tanggal 19 Februari 2019 ini, pengelolaan masjid Raya An Nur tidak bisa lagi dilakukan seperti saat ini, tapi harus melalui UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah koordinasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Riau. “Insya Allah dalam waktu tidak lama lagi akan saya tandatangani Pergub UPT ini,” sebutnya lagi. (*)