POTRET24.COM- Hasil survei Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas capres-cawapres di mana Jokowi-Ma’ruf Amin unggul 20% atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Golkar menilai unggulnya paslon yang diusungnya itu menunjukkan bahwa serangan hoax dan sandiwara tidak berdampak.
“Walaupun diserang dengan hoax dan berbagai sandiwara, elektabilitas Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf tidak terkejar. Selisih Jokowi-Ma’ruf Amin dengan Prabowo-Sandi masih jauh, yakni 20 persen,” kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Rabu (9/1/2019).
Indikator Politik Indonesia, sebelumnya merilis survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul dengan perolehan 54,9% atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mendapat angka 34,8%.
Hasil survei itu, menurut Ace, membuktikan isu negatif tentang personal Jokowi tidak lagi dipedulikan masyarakat. Misalnya, kata Ace, isu Jokowi PKI hingga Jokowi keturunan China yang beredar sejak Pilpres 2014 lalu.
“Hasil survei indikator politik Indonesia juga membuktikan bahwa isu negatif tentang personal Jokowi yang dilakukan dengan menebar fitnah dan hoax bahwa Jokowi keturunan Cina, Jokowi beragama kristen dan juga Jokowi PKI, cenderung tidak dipedulikan oleh masyarakat. Mayoritas masyarakat tidak percaya dengan informasi hoax yang sudah disebar sejak Pilpres 2014 melalui tabloid Obor Rakyat,” ujarnya.
Berangkat dari analisis itu, Ace pun memprediksi isu tentang pembokoitan pemilu hingga delegitimasi KPU bakal ramai. Alasannya, berbagai hoax untuk menyerang Jokowi ternyata gagal menggerus elektabilitas sang petahana.
“Jadi survei ini menegaskan bahwa yang percaya tentang informasi hoax terkait Jokowi mayoritas pendukung Prabowo. Jangan-jangan hoax sengaja disebar untuk menambah militansi pendukung dan gagal menggerus elektabilitas Jokowi. Sehingga, Jokowi makin tak terkejar. Membaca hasil survei ini banyak yang menduga akan mulai munculnya isu boikot pemilu dan juga delegitimasi KPU dan pemilu,” tutur Ace.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin pun menyinggung hasil perolehan suara Prabowo-Sandiaga. Menurut dia, semua upaya untuk mendiskreditkan Jokowi-Ma’ruf ternyata juga tidak mampu mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 02 itu.
“Dalam waktu 4 bulan, Prabowo-Sandi hanya mampu mencapai 34,8 persen, jauh dibawah modal awal elektabilitas Prabowo pada pilpres 2014 yang berhasil kumpulkan 46,8 persen suara. Jadi dengan hasil pilpres 2014 saja, Prabowo masih terpaut 12 persen,” pungkasnya. (Lis)