POTRET24.COM – PT Pertamina (Persero) telah memulai masa transisi pengelolaan Blok Rokan untuk menjaga tingkat produksi minyak. Sebelum resmi menjadi operator pasca kontrak Chevron Pacific Indonesia habis pada 2021.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu, mengatakan Pertamina sudah membuat anak usaha untuk mengelola Blok Rokan pada 22 Desember 2018, serta menandatangani ketentuan dimulainya masa transisi dengan Chevron Pacific Indonesia
“Jadi sudah terjadi penandatanganan transisi antara Pertamina dan Chevron,” kata Dharmawan, saat menghadiri Workhop Media 2019, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Dharmawan menyebutkan, dalam masa transisi Pertamina akan melakukan peremajaan ruas pipa Minas-Duri-Dumai dan Balam-Bangko-Dumai. Pipa tersebut diganti lebih awal sebelum 2021, karena untuk menghindari penghentian kegiatan operasi saat Pertamina sudah menjadi operator.
Saat ini Pertamina sedang melakukan kajian untuk penggantian pipa, sehingga proyek tersebut bisa dieksekusi pada tahun ini. Namun, dia belum bisa menyebutkan investasinya.
“Harus diganti sebelum 2021 karena memang sudah harus diganti, tetapi kalau harus menunggu 2021 pipa itu bisa berhenti produksi harus dirawat,” tuturnya.
Dharmawan melanjutkan, dalam masa transisi Pertamina juga melakukan pengeboran sumur di Blok Rokan. Hal ini untuk mempertahankan tingkat produksi minyak dari Blok Rokan yang menjadi andalan produksi nasional.
“Kedua adalah program pengeboran yang memungkinkan Pertamina partisipasi, ini tidak sederhana karena secara legal masih dikelola Chevron,” tuturnya.
Menurut Dharmawan, dalam masa transisi akan dilakukan transfer pengetahuan pengelolaan Blok Rokan dari pihak Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina. “Tindak lanjut komite dilakukan secara periodik, untuk mendesain rencana. Ini sebuah model sangat baik,” tandasnya. (Lis)