POTRET24.COM – Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Siti Astiyah sebut pertumbuhan ekonomi Riau triwulan IV melambat. Akhir triwulan IV 2018 perekonomian Riau diperkirakan tumbuh pada kisaran 2,50 sampai 3,00 persen.
Hal itu diungkap dalam temu tahunan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) 2018 BI Perwakilan Riau, Selasa (18/12/2018) di Ruang Serbaguna Gedung A Lantai 3 Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau. Kegiatan dihadiri sejumlah pimpinan lembaga keuangan di Provinsi Riau.
Perkembangan ekonomi menjadi salah satu topik yang dipaparkan oleh Kepala BI Perwakilan Riau, Siti Astiyah.
Ia menjelaskan, ekonomi Riau pada triwulan III terbilang lebih baik, tumbuh sebesar 2,98 persen dibanding triwulan II yang hanya sebesar 2,38 persen. Apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi tanpa Migas ungkap Siti, Riau triwulan III 2018 tercatat sebesar 4,77 persen. Tumbuh meningkat dibanding realisasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,77 persen.
Ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang juga meningkat dari 4,66 persen pada triwulan II 2018 menjadi 4,72 persen pada triwulan III.
“Pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi pemerintah dan net ekspor barang dan jasa. Disumbangkan oleh kenaikan ekspor luar negeri seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Dari sisi sektoral seperti pertanian dan industri pengolahan juga mendukung pertumbuhan ekonomi Riau triwulan III ini, seperti perkebunan kelapa sawit didorong oleh peningkatan produksi kelapa sawit,” jelas Siti.
Siti menyebutkan, akhir triwulan IV 2018 perekonomian Riau diperkirakan tumbuh pada kisaran 2,50 sampai 3,00 persen. Memang sedikit melambat dibanding realisasi triwulan III.
Sumber perlambatan utamanya diperkirakan dari ekspor luar negeri akibat berkontraksinya pertumbuhan harga Komoditas utama, serta Gejolak perdagangan dunia yang berpengaruh terhadap ekspor luar negeri dari provinsi Riau.
Kondisi ini juga terjadi pada sektor pertanian sejalan dengan cuaca yang kurang kondusif serta kontraksi sektor pertambangan yang semakin dalam akibat natural declining.
“Maka secara keseluruhan sampai akhir tahun 2018 ekonomi Riau diperkirakan berada pada kisaran 2,50 sampai 3,00 persen lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan ekonomi 2017,” ujarnya.
Terkait inflasi Riau pada Triwulan III 2018 tercatat 2,45 persen dibandingkan triwulan II 2018 yang sebesar 3,32 persen.
Penurunan disebabkan oleh tekanan inflasi kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kemudian sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga, transportasi komunikasi dan jasa keuangan.
“Sementara inflasi Riau pada triwulan IV 2018 diperkirakan berada pada kisaran 2,50 persen, lebih kurang 0,5 persen lebih tinggi jika dibandingkan triwulan III 2018 yang sebesar 2,45 persen,” katanya.
Menurut Siti, meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan IV sejalan dengan adanya momentum liburan sekolah, liburan akhir tahun dan momentum Natal dan Tahun Baru, juga karena tingginya intensitas musim hujan. (Lis)