Potret24.com- PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI), memastikan komitmen
mendukung restorasi dan perlindungan hutan mangrove di Indonesia.
Hal itu ditandai dengan penanda tanganan komitmen MERA oleh Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto di Kantor KLHK, Rabu (19/12/2018).
Dukungan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian CPI terhadap kelestarian hutan mangrove dan membantu Pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam melakukan restorasi dan perlindungan hutan mangrove di Indonesia. Misalnya, hutan mangrove di Teluk Jakarta, meliputi Muara Angke, Muara Gembong dan Muara Cisadane, dipilih menjadi lokasi percontohan.
Senior Vice President Policy,
Government and Public Affairs Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto mengatakan mendukung program restorasi dan konservasi hutan mangrove.
Dia juga mengungkapkan, sejak tahun 2003, pihak telah berpartisipasi melestarikan hutan mangrove di Penajam, Kalimantan Timur. Sebab, perlindungan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama, termasuk perusahaan.
“Kami bermaksud mereplikasi keberhasilan proyek percontohan di Teluk Jakarta untuk diimplementasikan di daerah operasi kami di Riau. Kami berharap kemitraan dalam aliansi MERA dapat berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, atau UN SDG,” kata Budiarto Wahyu.
Ditempat yang sama, hal senada juga disampaikan oleh Ketua YKAN, Rizal Algamar.
Rizal menyatakan bahwa hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang paling produktif di dunia. Hutan mangrove merupakan daerah perlindungan dan perkembangan bagi biota laut yang sangat beragam. Misalnya, ikan, kepiting, udang dan moluska, serta fauna hutan seperti monyet, burung dan reptil.
“Dari total 15,2 juta mangrove yang tersebar di 124 negara tropis dan sub tropis di berbagai penjuru dunia, lebih dari 20 persen ada di Indonesia. Melihat kondisi mangrove Indonesia yang sangat membutuhkan perhatian, YKAN bersama mitra telah menginisiasi sebuah wadah yang akan melibatkan beragam pemangku kepentingan terkait konservasi dan restorasi mangrove yaitu Mangrove Ecosystem Restoration Alliance
(MERA),” ungkap Rizal Algamar.
Menurutnya, sumber daya yang tergolong ke dalam common pool resources (CPR) seperti ekosistem mangrove sudah semestinya dikelola secara kolaboratif, dengan berbagai model kemitraannya.
“KLHK melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem siap mendukung pengelolaan terpadu seperti MERA untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi mangrove di
Indonesia. Restorasi ekosistem mangrove bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, melainkan tanggung jawab semua pihak, termasuk pihak swasta. Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi semua pihak yang membantu implementasi
program MERA ini,” sambung Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno diwaktu bersamaan.
Untuk diketahui, Chevron adalah salah satu perusahaan energi terintegrasi dunia terdepan dan melalui unit usahanya di Indonesia, telah beroperasi di negeri ini selama 94 tahun.
Chevron Pasifik Indonesia menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia.
Dari seluruh sumur minyak di Riau, PT. CPI telah memproduksi lebih dari 11 Miliar barel minyak demi memenuhi kebutuhan energi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam mengoperasikan blok migas, Chevron bersama para mitra joint venture bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas berdasarkan kontrak bagi hasil atau Production Sharing Contract (PSC). rls