POTRET24.COM – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengakui jika daerah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan merupakan daerah rawan tsunami. Oleh karenanya, dia meminta masyarakat dan pihak terkait di sana untuk selalu waspada.
“Jateng bagian selatan memang rawan tsunami,” kata Sutopo saat dihubungi VIVA, Jumat, 5 Oktober 2018.
Menurut Sutopo, salah satu langkah antisipasi adalah harus disiapkan mitigasi struktural dan non strukturalnya. “Perbanyak shelter, sirine, sosialisasi, latihan, jalur evakuasi, rambu evakuasi dan lain-lain,” tutur dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah bereaksi atas adanya ancaman tsunami di daerahnya tersebut. Dia memerintahkan jajarannya untuk rutin mengecek sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) atau alat deteksi dini tsunami bisa berfungsi dengan baik.
“Pengecekan EWS ini rutin kami lakukan, tetapi sekali-kali ada orang yang ngambil, ya kami tindak. Tapi sekarang sudah bagus,” kata Ganjar di kantornya, Kamis 4 Oktober 2018.
Ganjar mengakui Jateng memang menjadi provinsi yang rawan bencana, baik kekeringan, banjir, kebakaran, letusan gunung hingga gempa dan tsunami. Karenanya, upaya antisipasi bencana hingga sosialisasi ke masyarakat terus digencarkan sejak awal.
“Dulu, setelah bencana besar tsunami Aceh, kita menyiapkan diri. Maka, terakhir kita yang kena tsunami Cilacap dan Kebumen. Sekarang, di sana kami pasang sistem peringatan dini,” katanya.
Meski begitu, diakui Ganjar, upaya menjaga EWS di wilayah rawan gempa dan tsunami tidak mudah. Banyak EWS yang dipasang kerap hilang, karena ulah masyarakat. Karenanya, ia mengajak agar warganya bisa menjaga dengan baik EWS sebagai bagian dari mitigasi bencana.
“Maka, saya bilang jangan (diambil). Tsunami itu ngeri, biarlah kita jaga bareng-bareng EWS ini,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, mantan anggota DPR itu pun menyebut bahwa dirinya akan belajar langsung ke Jepang, terkait mitigasi bencana. Menurutnya, negara tersebut telah terbukti memiliki mitigasi bencana yang baik, serta pembangunan yang aman.
“Saya lagi nyusun RPJMD dan kami minta para pakar himpunan ahli geofisika, agar dikasih ilmu yang cukup, agar kami bisa merencanakan pembangunan yang aman,” katanya. (Lis)