POTRET24.COM – Bekerjasama dengan psikiater di RS Bhayangkara, penyidik Ditreskrimum Polda Jatim memeriksa kejiwaan enam pelaku swinger atau tukar pasangan yang diamankan di Kota Surabaya pada Kamis (11/10) lalu. Kasus itu dipastikan polisi karena gaya hidup.
Kanit Asusila Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Edy Hariyanto mengatakan hasil pemeriksaan keenam pelaku menyebut kesemuanya tak mengalami kelainan jiwa. “Iya ada pemeriksaan oleh psikiater, pemeriksaan sementara bahwa pelaku swinger itu tidak mengalami kelainan jiwa,” ujar Edy seperti dilansir dari detikcom, Jumat (12/10/2018).
Menurut keterangan psikiater, perilaku menyimpang tersebut juga bukanlah sebuah fantasi seks. Sebab menurutnya, fantasi merupakan hal yang tidak nyata, sementara penyimpangan ini nyata dilakukan oleh keenam pelaku.
“Terus yang kedua menurut keterangan psikiater itu juga bukan fantasi seks. Kalau fantasi itu sesuatu yang tidak nyata, ini kan dilakukan. Intinya seperti itu,” jelasnya.
Edy menambahkan, perilaku keenam pelaku lebih mengarah ke gaya hidup mereka. “Itu sebuah gaya hidup. Kesimpulan sementara dari psikiater bukan fantasi peristiwa itu ada dan nyata. Tidak juga masuk kelainan jiwa kalau bahasa kedokteran itu orang tidak dalam kelainan jiwa melainkan gaya hidup,” papar Edy.
Setelah diamankan, Eko yang merupakan otak di balik kasus pesta swinger atau tukar pasangan merasa depresi. Dari mulutnya lantas terlontar pengakuan-pengakuan yang mengejutkan di balik praktik menyimpang seksual yang telah dilakukannya, yang juga melibatkan istrinya. “Maaf saja saya depresi, saya pingin tobat, tobatnya pasti berlipat-lipat,” kata Eko lirih di ruangan penyidik Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (10/10/2018) lalu.
Eko tak banyak mejawab pertanyaan. Namun pria 31 tahun itu sempat mengatakan bahwa swinger ini tidak hanya sekali dua kali dilakukannya. Eko mengaku lebih dari dua tahun menawarkan jasa swinger melalui twitter. “Kurang lebih 5 kali, eh kurang lebih 7. Informasi dari saya sudah saya kasih ke penyidik semua,” kata Eko.
Pengakuan Eko diutarakan oleh Kasubdit Renata Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Festo Ari Permana. Festo mengatakan Eko sempat mengaku melakukan swinger 7 kali. Namun pihaknya yakin perilaku Eko sudah lebih dari ini karena dilakukan sejak 2016.
“Kenal twitter tentang swinger sejak 2015, tapi praktiknya sejak 2016. Kalau pengakuannya sama kita ada 7 kali, saya yakin lebih karena di akunnya ada sejumlah lokasi seperti di Malang, Blitar, Gresik, dan beberapa tempat di Jatim,” kata Festo.
Festo menambahkan Eko tak hanya melakukan swinger dengan pasangan lain. Namun juga melakukan praktik penyimpangan seksual lainnya seperti berhubungan badan bertiga (threesome) dan berempat (foursome). Selama melakukan hal tersebut, Eko juga mengaku istrinya juga dilibatkan. Dalam praktik itu, tak ada perempuan lain. Hanya istrinya yang menjadi perempuan dengan dua hingga tiga laki-laki.
Kebanyakan laki-laki yang diajak Eko melakukan penyimpangan seksual tersebut adalah orang yang sama, yang pernah ikut swinger bersama istrinya. Bagi Eko, orang-orang tersebut sudah memenuhi syarat usia dan memiliki buku nikah. “Jadi dia bisa threesome, atau foursome satu cewek 3 laki, atau swinger tukar-tukar pasangan,” lanjut Festo.
Dalam praktik tersebut, Eko selalu mengajak istrinya. Namun Eko mengaku bahwa ia tak pernah memaksa istrinya untuk melakukan hubungan badan dengan bertukar pasangan. Eko mengatakan dia dan istrinya sama-sama memiliki keinginan ini.
Awalnya Eko menawari istrinya untuk diajak swinger dengan pasangan lain. DW, istri Eko pun menyetujui hal ini. Lewat twitter, akhirnya Eko sempat menawarkan fantasinya dengan pengguna lain.
“Awalnya dia mencoba menawarkan pada istrinya, pada saat dia berhubungan badan, dia ingin berfantasi, dia ngomong pingin dilihat orang lain, akhirnya istrinya mau dan mengiyakan,” jelas Festo.
Karena ingin merasakan sensasi berhubungan badan dengan dilihat orang lain, hingga berganti pasangan dengan suami atau istri orang, Eko segera mewujudkan keinginannya. Dia pun bertemu pasutri asal Gresik.
Namun, tak langsung melakukan swinger. Kedua pasutri ini melakukan proses penjajakan dulu agar saling mengenal. Momen ini dilakukan dengan saling bertemu, mengobrol, hingga kedua pasangan terasa cocok. “Akhirnya sepakat dengan istrinya, dia aktif di akun twitter itu. Kenal sama orang Gresik. Yang bersangkutan menjajaki dulu, ketemu dulu, ngobrol, dia dan istrinya cocok. Ya dilakukan. Antar pasutri cocok dua pasang,” papar Festo.
Festo mengatakan jika istri Eko tak ingin dengan pasutri tersebut, Eko juga tak akan memaksa. Tak hanya mengajak ketemu agar kedua pasangan cocok, Festo menambahkan Eko juga meminta pasutri lainnya mengirim foto wajah dan alat vital. “Tidak ada paksaan, kalau istrinya tidak mau ya tidak akan. Bisanya diminta kirim foto dan foto alat vital. Setelah cocok, dilaksanakan hal tersebut,” kata Festo. (Lis)