POTRET24.COM, JAKARTA – Aktivis perempuan Ratna Sarumpaet dikabarkan dipukuli orang tidak dikenal (OTK). Beredar di jejaring sosial foto wajah Ratna Sarumpat dengan muka penuh lebam dan luka.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan foto tersebut. “Iya benar kemarin ditelpon kawan-kawan,” kata Dahnil dihubungi Wartawan Selasa, (2/10/2018).
Sementara itu, Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andres Rosiade mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya pemukulan tersebut terjadi di dekat bandara Bandung, Jawa Barat pada 21 September 2018. “Dari informasi yang kami terima, Iya itu di Bandung,” katanya.
Hanya saja Andre mengaku tidak tahu penyebab mengapa Ratna Sarumpaet dipukuli atau mendapatkan perlakuan seperti itu.
“Untuk sebab dan musababnya sebaiknya tanya saja kepada bu Ratna,” pungkasnya.
Para tokoh publik pun juga ikut menanggapi kabar Ratna Sarumpaet dikeroyok. Tokoh-tokoh publik yang mendengar kabar tersebut, langsung mempertanyakan kebenaran informasi itu dan menanggapinya lewat akun media sosial masing-masing.
Berikut beberapa tanggapan para tokoh publik itu.
1. Anggota DPD RI, Fahira Idris.
Salah satu tokoh publik yang menanggapi kabar Ratna Sarumpaet dikeroyok adalah anggota DPD RI dari partai Golkar, Fahira Idris.
Ketika Fahira Idris mendengar kabar bahwa aktivis Ratna Sarumpaetdianiaya, ia langsung mengunggah cuitannya di akun Twitter pribadinya, @fahiraidris.
Fahira Idris meminta bantuan dari kepolisian dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk mengusut kabar penganiayayan yang menimpa Ratna Sarumpaet.
“Astagfirullah, Ibu @RatnaSpaet Ratna Sarumpaet Dianiaya Beberapa Orang di #Bandung – mohon bantuan @DivHumas_Polri kang @ridwankamil @Poldajabar untuk mengusut tuntas kasus keji ini.. “, tulis Fahira Idris di Twitternya.
Fahira Idris sebagai tokoh politik serta aktivis perempuan, ia mengajak publik untuk menghentikan kekerasan terhadap aktivis perempuan.
“Stop Kekerasan Terhadap Aktivis, Khususnya Aktivis Perempuan!,” tambah Fahira di cuitannya.
2. Andi Arief
Politisi dari Partai Demokrat, Andi Arief, ikut mempertanyakan kebenaran kabar Ratna Sarumpaet dikeroyok.
Andi Arief menanyakan kebenaran kabar tersebut lewat akun Twitter miliknya, @AndiArief_
3. Ferdinand Hutahean
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean menyampaikan rasa terkejutnya saat mendengan kabar bahwa Ratna Sarumpaet dikeroyok.
Ia menyampaikan rasa terkejutnya tersebut lewat lewat sebuah cuitan di Twitter.
Ferdinand mengaku bahwa ia tidak sanggup melihat foto yang diisukan sebagai Ratna Sarumpaet yang babak belur karena dikeroyok.
Saya tdk tega liat foto @RatnaSpaet di aniaya begitu. ???? maaf fotonya saya hapus.
4. Rachel Maryam
Aktris yang kini menjadi anggota DPR dari partai Gerindra, Rachel Maryam, ikut menanggapi kabar Ratna Sarumpaet Dikeroyok.
Rachel mengunggah foto yang wanita yang dikabarkan sebagai Ratna Sarumpaet.
Pada foto unggahannya, ia memberikan rasa simpatinya terhadap Ratna.
Anggota DPR yang sedang menjabat hingga tahun 2019 ini juga mengungkapkan kekesalannya terhadap orang yang sudah membuat Ratna Sarumpaet babak belur.
“Hei kalian beraninya sama ibu-ibu! Apa kalian gak punya ibu? Lahir dari apa kalian?,” tulis Rachel di cuitannya satu jam lalu.
Rachel kemudian mengunggah cuitan lagi yang berisi tentang kebenaran dari kabar Ratna Sarumpaet dikeroyok.
Setelah dikonfirmasi, kejadian penganiayaan benar terjadi.. hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tgl 21 kemarin. Berita tidak keluar karena permintaan bunda
Menurut cuitan Rachel, Ratna Sarumpaet dikeroyok pada tanggal 21 September 2018.
Rachel juga bercerita bahwa Ratna Sarumpaet dalam kondisi ketakutan dan trauma.
Sementara itu, Polisi belum memastikan kevalidan informasi soal penganiayaan Ratna Sarumpaet, yang disebut-sebut dianiaya di Kota Bandung pada 21 September. “Belum ada laporan, itu sumbernya dari mana dan siapa, pastikan dulu,” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko via ponselnya, Selasa (2/10/2018).
Sejumlah politisi di Jakarta memberikan pernyataan yang membenarkan kejadian tersebut. Namun, mereka tidak menjelaskan dimana kejadian dan waktu kejadian tersebut. Dengan diketahui dimana kejadiannya, kata dia, dia bisa mengecek ke jajarannya.
“Iya, kejadiannya dimana dan kapan. Kalau ada, kan bisa dicek kejajaran Terpenting sumbernya dari mana?,” ujar dia. (Lis)