POTRET24.COM, PEKANBARU – Sekitar 56 siswa di salah satu SMP di Pekanbaru melakukan aksi tak lazim sayat tangan. Aksi ini bukan karena minuman kemasan melainkan akibat menonton tayangan di YouTube.
“Alasannya, mereka menyayat tangannya sendiri karena nonton di YouTube. Hasil test urine yang kami lakukan tidak terbukti mereka mengkomsumsi zat narkoba,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Pekanbaru, AKBP Sukito, seperti dilansir dari detikcom, Selasa (2/10/2018).
Sukito menjelaskan awalnya pihaknya menerima pengaduan dari pihak sekolah adanya puluhan siswa melakukan aksi tak wajar sayat tangan. Dari laporan tersebut, pihak BNN melakukan tes urine kepada para siswa. Hasilnya tidak ada satupun siswa yang mengkomsumsi narkoba.
“Dalam pemeriksaan di BNN, mereka mengaku melakukan sayat tangan itu karena menonton aksi yang sama di YouTube. Tontonan di YouTube yang melakukan sayat tangan, mereka tiru,” kata Sukito.
Para siswa juga mengaku sering mengkomsumsi minuman merek Terpedo. Tetap hasil uji lab, minuman tersebut hasilnya juga tidak mengandung zat yang berbahaya.
“Hasil uji labnya, minuman tersebut juga tidak mengandung zat yang berbahaya. Jadi tidak ada hubungan minuman tersebut dengan perilaku sayat tangan,” kata Sikoto.
“Jadi sama sekali tidak ada hubungan minuman kemasan lantas siswa tersebut menyayat tangannya,” tegas Sukito.
Sebelumnya, BNNK Pekanbaru sudah melakukan assessment dan interogasi terhadap puluhan siswa SMP itu. Dari hasil assessment yang dilakukan, yang terindikasi urine-nya mengandung zat benzo sekitar 56 orang.
“Kalo nggak salah benzo itu di kedokteran untuk anastesi (bius), jadi disayat tidak terasa sakit,” ulasnya.
Sukito menuturkan, dari kemasan produk itu, pihaknya tidak menemukan ada tertera zat benzo.
Hanya saja, ada anjuran minuman tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil dan menyusui dan anak-anak.
“Tapi kenyataannya, produk ini dijual bebas di dekat anak sekolah. Mestinya penyalurannya tidak dijual bebas atau di dekat sekolah kalau memang ada anjuran seperti itu,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 18 Pekanbaru, Lily Deswita, Senin (1/10/2018) kemarin mengatakan apa yang dilakukan siswanya itu hanya ikut challenge saja
“Tapi memang anak-anak bilang cuma mau ikut challenge saja. Mau coba sakit apa nggak, ternyata mereka ngakunya sakit,” ungkap Lily.
Lily mengungkapkan kronologis 55 orang siswanya yang menyayat tangan, sehingga menimbulkan bekas luka seperti goresan. Ia juga mengungkap fakta lain. Bahwa Ternyata 55 siswa SMP yang sayat tangan setelah meminum minuman berenergi berjenis kelamin perempuan, hanya satu laki-laki. (Lis)