Potret Peristiwa

Sayat Tangan, 56 Siswa SMP di Pekanbaru Merasa ‘Kebal’ Setelah Minum Minuman Berenergi

6
×

Sayat Tangan, 56 Siswa SMP di Pekanbaru Merasa ‘Kebal’ Setelah Minum Minuman Berenergi

Sebarkan artikel ini

POTRET24.COM, PEKANBARU – Sebuah informasi beredar tentang 56 orang siswa di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru yang menyayat tangannya. Setelah ditelusuri, sebelum melakukan aksi nekat itu, mereka diduga habis mengonsumsi minuman berenergi berlabel huruf depan ‘T’.

Hal ini dibenarkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru, Kombes Pol Sukito. Dikisahkan Sukito, mulanya, Kepala SMP tersebut menyampaikan kecurigaannya terhadap murid-muridnya. Dimana, ditangan mereka ada luka bekas goresan.

“Jadi Kepala Sekolah ini curiga, apakah anak-anaknya seperti itu karena ada dugaan pengaruh narkoba atau seperti apa. Jadi minta tolong didalami kenapa anak muridnya begitu,” kata Sukito.

Terkait laporan itu lanjut Sukito, pihaknya pun melakukan assessment dan introgasi terhadap para murid SMP itu. Mereka mengaku, tidak pernah mengonsumsi narkoba. Melainkan, mereka ternyata meminum minuman berenergi tersebut.

Bahkan ada yang sampai 2, 3, bahkan 4 kali dalam sehari. “Kita tanya, bagaimana rasanya. Mereka bilang rasanya segar, kalau nggak minum ada yang kurang, jadi ketagihan,” beber Sukito.

Lebih jauh disebutkan Kepala BNNK Pekanbaru ini, setelah dilakukan pengecekan dengan alat khusus terhadap urine mereka. Ternyata murid yang mengonsumsi lebih dari 2 kemasan minuman berenergi itu, terindikasi positif zat benzo.

“Kalo nggak salah benzo itu di kedokteran untuk anastesi (bius), jadi disayat tidak terasa sakit,” ulasnya.

“Mereka mengaku, melihat tayangan dari YouTube, dicoba dengan mengonsumsi itu (minuman berenergi), mungkin sakitnya kurang, rasanya seperti agak kebas,” lanjut dia lagi.

Sukito menyatakan, dari hasil assessment yang dilakukan, yang terindikasi urine-nya mengandung benzo sekitar 56 orang.

Sukito menuturkan, dari kemasan produk itu, pihaknya tidak menemukan ada tertera zat benzo. Hanya saja, ada anjuran minuman tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil dan menyusui dan anak-anak.

“Tapi kenyataannya, produk ini dijual bebas di dekat anak sekolah. Mestinya penyalurannya tidak dijual bebas atau di dekat sekolah kalau memang ada anjuran seperti itu,” tuturnya.

Diungkapkan Sukito, sampel minuman energi tersebut kini sedang dalam proses uji laboratorium di BBPOM.

“Sedang uji laboratorium di BBPOM, kemarin (Kamis) kita kirim. Apa kaitan reaksi dan kandungan minuman itu, berbahaya atau tidak, sedang didalami,” sebut Sukito.

Sukito menambahkan, minuman berenergi ini sendiri perkemasan harganya sangat terjangkau. Maka tidak heran jika anak-anak sekolah pun mampu untuk membelinya. (Lis)