Potret Internasional

Perang Dagang Diibaratkan Jokowi Seperti Film Avengers

4
×

Perang Dagang Diibaratkan Jokowi Seperti Film Avengers

Sebarkan artikel ini

POTRET24.COM – Presiden Joko Widodo mengundang tawa saat mengandaikan perang dagang global ibarat film atau komik the Avengers berjudul “Infinity War.” Perang dagang hanya akan menghambat pertumbuhan ekonomi global

Hal tersebut disampaikannya dalam Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9/2018)

“Apa yang terjadi dengan perekonomian dunia saat ini adalah bahwa kita sedang mengarah ke ‘infinity war’,” ujarnya.

Saat ini Amerika Serikat sedang melancarkan perang tarif dengan Cina. Presiden Donald Trump belum lama ini mengancam akan menggandakan pajak bea cukai terhadap produk buatan Cina, di luar pajak cukai senilai 50 milyar Dolar AS yang telah dijatuhkan terhadap Cina tahun ini.

Presiden Jokowi mengatakan perang dagang hanya akan menghambat pertumbuhan ekonomi global dan berpotensi mengancam standar kemakmuran milik milyaran penduduk di seluruh dunia. Tapi imbuhnya merujuk pada tokoh jahat di film ‘Infinity War’

Namun ia buru-buru menambahkan tidak bermaksud menyinggung seseorang ketika menganalogikan perang dagang dengan film tersebut. “Thanos berkeyakinan bahwa untuk sukses, yang lain harus kalah. Dia mewakili persepsi keliru bahwa kebangkitan suatu kaum berarti kehancuran kaum lainnya,” imbuhnya di hadapan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, Jokowi

“Anda mungkin bertanya-tanya siapa Thanos?” tanya Jokowi. “Thanos bukan satu orang, tapi di dalam diri kita semua,” katanya seperti dilansir tribunnews.com.

Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN di Hanoi fokus membahas bagaimana negara-negara Asia Tenggara menghadapi “revolusi industri keempat” yang membidik digitalisasi dan otomasi produksi. Fenomena ini dikhawatirkan bisa mengancam model manufaktur yang berbasis pertumbuhan dan biaya murah.

Indonesia dan Vietnam yang menikmati pertumbuhan pesat saat ini sudah mengalami digitalisasi industri yang membantu menciptakan lapangan kerja baru, tapi juga melumat pekerjaan berkualifikasi rendah. Terlebih teknolgi cetak tiga dimensi saat ini sudah mulai menggeser buruh di sentra-sentra produksi.

Sebaliknya di negara-negara ekonomi bawah seperti Kamboja, Laos dan Myanmar masih kesulitan mengejar ketertinggalan dari jiran di ASEAN. Ketiga negara saat ini masih mengupayakan pemerataan akses komunikasi seluler agar bisa mendorong perubahan. (Lis)