POTRET24.COM – Salah satu lapak penjual es kepal Milo di pinggir Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/8/2018) malam tampak sepi.
Tak ada antrean panjang dari pembeli atau deretan motor pembeli yang diparkir di sana.
Saat Kompas.com datang, tak tampak penjual di lapak tersebut. Hanya sejumlah bahan pembuat es kepal milo yang disusun rapi dan tertutup rapat di sejumlah wadah penyimpanan di lapak tersebut.
Lampu neon yang menyala jadi penanda bahwa pemilik lapak masih berjualan.
Setelah menunggu dua menit, penjual datang dari seberang jalan sambil meminta maaf karena telah membuat Kompas.com menunggu lama.
“Maaf ya Bang, tadi lagi jualan di depan,” ujar penjual tersebut.
Lapak ini tak lagi ramai seperti yang ditemui Kompas.com pada April lalu. Saat itu, es kepal Milo sedang naik daun.
Karena panjangnya antrean, minimal diperlukan waktu 1 jam untuk mendapatkan semangkuk es kepal yang dijual seharga Rp 12.000 hingga Rp 15.000 itu.
Saat itu, tak jarang calon pembeli menyerobot antrean karena tak sabar. Deretan motor para pembeli yang diparkir di ruas jalan itu kerap membuat arus lalu lintas tersendat.
Saat itu, masih bisa dilihat wajah-wajah kecewa warga yang tidak bisa membeli es kepal Milo karena habis diborong pembeli lainnya.
Padahal, banyak dari mereka yang telah menunggu lama untuk mendapatkan es kepal dengan berbagai jenis taburan topping itu.
Sambil membuat es kepal Milo pesanan Kompas.com, penjual bernama Wawan menceritakan bahwa es kepal Milo tak lagi nge-hits seperti dulu. Penurunan penjualan mulai terasa pada Juli lalu.
Wawan mengatakan, jika biasanya dalam satu hari bisa menghabiskan 20 kilogram Milo, untuk saat ini hanya habis kurang dari 10 kilogram.
Otomatis, omzet penjualan juga jauh menurun. Namun, Wawan enggan menyampaikan persentase penurunan omzet penjualannya.
“Hitungannya begini Bang, kalau yang pertama-tama (ramai pembeli), sehari bisa dua tempat ini, 20 kiloan lah. Jadi siang sampai sore, terus diambil lagi sampai malam. Sekarang satu saja tapi enggak full, setengah dia,” ujar Wawan.
Meski penjualan menurun, Wawan tetap berjualan setiap hari dengan jam yang sama seperti saat es kepal Milo yang dijualnya ramai pembeli yaitu pukul 15.00-23.00.
Sambil berseloroh, Wawan mengatakan, ada hikmah yang bisa diambil dari penurunan penjualan itu.
Wawan tak lagi sakit pinggang karena harus meladeni pembeli sambil berdiri hingga 8 jam. “Ya enggak encok lagi lah Bang, ha ha ha ha,” ujar Wawan.
Banyak saingan
Wawan mengatakan, penurunan penjualannya dikarenakan es kepal Milo yang tak lagi hits seperti beberapa waktu lalu.
Selain itu, saingan Wawan bertambah. Penjual es kepal Milo menjamur setelah jajanan itu viral di medsos.
Wawan mengatakan, ada beberapa penjual es kepal yang menggunakan nama lapaknya, “Chicla”.
“Banyak yang pakai nama ini supaya dikira cabang dari sini. Jadinya diganti sama ‘Ofie’, nama suami yang punya lapak ini,” ujar Wawan.
Usai bercerita, Wawan meninggalkan lapak es kepal Milo, menuju salah satu lapak hotdog kentang yang berada di seberang jalan.
Sebelumnya, Wawan bercerita bahwa selain menjual es kepal Milo, ia membantu berjualan hotdog kentang.
Lebih dari 30 menit setelah obrolan itu, belum juga tampak pembeli lain yang menghampiri lapak es kepal Milo ini. Wawan juga terlihat lebih sibuk berjualan hotdog kentang dibanding lapak es kepal Milo.
Sumber:kompas.com