POTRET24.COM – Modal asing yang terserap melalui Surat Berharga Negara (SBN) sejak 2 Juli 2018 atau setelah Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan ke level 5,25 persen tercatat hingga 9 Agustus 2018 mencapai sebesar Rp18,5 triliun. Ada harapan agar penyerapan SBN bisa lebih baik lagi di masa-masa mendatang.
Investasi portofolio yang masuk tersebut, menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, mengindikasikan suku bunga pasar keuangan Indonesia masih atraktif untuk menyerap dana asing, di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global.
Selisih atau disparitas antara imbal hasil instrumen keuangan Indonesia dengan negara-negara lain pun menyempit. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun FR 64 sebesar 7,7 persen atau berjarak 470 basis poin dengan imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun.
“Kemudian selisih antara imbal hasil SBN dengan implied swap rate yang sebesar 6,2 persen juga menjadi 150 basis poin,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.
Implied swap rate adalah suku bunga pertukaran valas tenor satu bulan. Saat ini besaran bunganya empat persen ditambah suku bunga London Interest Bank Offered Rate (LIBOR) bertenor satu bulan yang sekitar dua persen.
“Implied swap rate dapat diartikan sebagai biaya dana investor untuk mendapatkan aset rupiah,” tuturnya.
Investor juga melihat selisih antara imbal hasil SBN dengan inflasi yang membaik. Laju inflasi hingga Juli 2018 sebesa 3,18 persen seccara tahun ke tahun yang berarti imbal hasil riil Indonesia di 4,6 persen. Portofolio asing yang masuk itu pula yang membuat rupiah melanjutkan tren penguatan dalam beberapa waktu terakhir.
Sumber:medcom.id