Potret24.com- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut penghitungan sementara kerugian gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sebesar Rp8,8 triliun. Nilai ini bertambah dari prediksi BNPB sebelumnya yang sebesar Rp7,7 triliun.
Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Harmensyah mengatakan BNPB bersama instansi terkait hingga kini masih terus melakukan upaya-upaya merehabilitasi Lombok seperti sebelum terjadi gempa. Nilai kerugian tersebut juga masih terus dihitung BNPB.
“Kita sekarang sudah melakukan kaji kebutuhan pasca bencana. Kita cek, kita hitung, berapa sih besarnya kerusakan dan kerugian. Untuk sementara kita memperoleh nilai Rp 8,8 triliun untuk kerusakan dan kerugian,” kata Harmensyah di Forum Merdeka Barat (FMB), Jakarta, Senin (27/7/2018).
Harmensyah menjelaskan perhitungan itu meliputi sejumlah sektor yang dikaji. Mulai permukiman, infrastruktur, ekonomi prediksi, sosial dan lintas sektor seperti kelistrikan. Dia mengatakan dana milik BNPB tidak mencukupi untuk menutup kerugian itu.
Untuk itu, dia mengatakan pemerintah pusat membantu pemerintah daerah untuk mencukupi dana kerugian itu. BNPB hingga kini masih melakukan penghitungan berapa besaran nilai yang dibutuhkan untuk merehabilitasi NTB seperti sebelum gempa.
Nantinya BNPB juga segera membuat rencana bantuan hibah kepada Kementerian Keuangan. Pada Oktorber 2018 mendatang diharapkan pendanaan hibah tersebut sudah bisa ditransfer ke rekening kas umum daerah.
“Nanti akan kita tentukan berapa besarnya, nilai kebutuhan, sehingga kita bisa membangun kembali rumah-rumah yang rusak, infrastruktur yang rusak, ekonomi produktif masyarakat yang harus dikembangkan, di sektor sosial termasuk rumah sakit, rumah ibadah, termasuk sekolah, termasuk di sektor lain seperti listrik kita butuhkan,” ujarnya. (*)
Sumber: Detik.com