“Kalau memang itu bisa dibuktikan mempunyai kaitan dengan partai Golkar atau juga masuk kepada kas partai Golkar ini juga akan menjadi suatu pelajaran yang sangat penting bagi partai Golkar Pelajaran penting itu harus direspon dengan adanya suatu tindakan yang sungguh-sungguh di internal partai Golkar untuk melakukan tindakan yang bersifat sanksi kepada mereka yang melakukan tindakan itu,” kata Akbar, Selasa (28/8/2018).
Meski begitu Akbar menjamin tak ada kesepakatan partai untuk melakukan tindakan itu. Jika dugaan itu benar, menurut Akbar itu merupakan tindakan perorangan.
Sebelumnya tersangka KPK, Eni Maulani Saragih membenarkan adanya aliran duit dari tersangka lainnya Johannes B Kotjo ke Munaslub Golkar. Namun Eni tak menjelaskan secara terperinci siapa yang memerintahkan dirinya meminta duit Rp 2 miliar kepada Johannes B Kotjo.
“Yang pasti tadi ada ya, mungkin saya terima Rp 2 miliar itu saya terima ada sebagian ke saya ini kan untuk Munaslub Golkar,” kata Eni setelah diperiksa di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (27/8).
Atas tudingan Eni tersebut, Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan partainya siap diaudit. Ia mempersilakan sumber dana munaslub Partai Golkar untuk diperiksa.
“Pastilah kalau itu (siap diaudit), orang mengecek apakah ada atau tidaknya. Namanya munaslub itu sumber anggaran pasti. Kita berdasarkan AD/ART, yang mengatur itu, ya dari iuran anggota itu. Mana kala ada oknum yang bermain, itu kita mau ngecek apakah ada oknum itu,” kata Lodewijk di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8).
Lodewijk mengatakan pihaknya menunggu informasi dari KPK soal tudingan itu. Namun Lodewijk yakin tidak ada anggaran munaslub dari sumber yang dituduhkan. (Lis)