Potret24.com- Menuntut ilmu di Sekolah agar menjadi cerdas dan pintar merupakan impian semua orang, terutama bagi kalangan anak di bawah umur 18 tahun" />

Potret Pendidikan

Gegara Tunggak SPP 2 Bulan, Siswi Ini Diusir dan Dilarang Ikut Ujian

4
×

Gegara Tunggak SPP 2 Bulan, Siswi Ini Diusir dan Dilarang Ikut Ujian

Sebarkan artikel ini

Potret24.com- Menuntut ilmu di Sekolah agar menjadi cerdas dan pintar merupakan impian semua orang, terutama bagi kalangan anak di bawah umur 18 tahun.

Belajar adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi anak dalam rangka mempersiapkan dirinya di masa depan. Cepat atau lambat setiap anak akan dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri di kemudian hari. Dalam mewujudkan itu, dibutuhkan keseriusan dalam belajar.

Karena itu, Ayu Senja Mentari Pagi menuntut ilmu di sekolah. Namun sepertinya impian Ayu ingin menjadi pintar mulai terganjal.

Bagaimana tidak, siswi Kelas X SMA Negeri 3 Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu – Riau, diusir wali Kelas bernama Erniyeti.

Ayu diusir karena belum melunasi tunggakan uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) 2 bulan. Akibatnya, Ayu pun dilarang untuk mengikuti ujian.

“Saya diusir dari kelas dan tidak boleh ikut ujian karena uang SPP bulan 5 dan 6 belum terbayar,” kata Ayu, dilansir Indenpendensi, Senin (21/05/2018) kemarin.

Saat diusir, Ayu pun kemudian mendadak kaget. Ayu pun kemudian mempertanyakan mengapa aksi pengusiran sampai dilakukan. Namun wali kelasnya beralasan bahwa aksi pengusiran itu terjadi berdasarkan perintah Kepala Sekolah.

“Kata wali kelas, itu dilakukan atas perintah Kepala Sekolah,” ujar Ayu.

Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Peranap, Akirman, saat dikonfirmasi tidak menampik aksi pengusiran itu.

Akirman menegaskan bahwa aksi pengusiran yang dilakukan guru di Sekolah yang dipimpinnya itu merupakan atas kebijakannya.

“Ayu tidak boleh ujian dan dikeluarkan karena belum melunasi uang SPP bulan 5 dan 6, dan itu kebijakan saya,” katanya.

Seperti diketahui, Ayu Senja Mentari Pagi merupakan salah satu keluarga susah. Ekonominya terpuruk sejak orang tuanya laki-laki jatuh sakit. Sakit yang diderita orang tuanya sudah berlangsung lama.

Ditambah lagi, harta benda yang dimiliki orang tuanya perlahan-lahan mulai habis hanya untuk membeli obat sang ayah. ***