POTRET24.COM – Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah semakin agresif. Dilihat dari situs resmi Bank Indonesia pada Kamis (10/5), dolar AS mencapai level Rp 14.074.
Pelemahan rupiah berdampak pada harga handphone. Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia (AISI), Eko Nilam, mengatakan importir handphone terpaksa menaikkan harga sebesar 2%-7%.
“Iya memang benar, rupiah terhadap dolar yang tembus ke level Rp 14.000 sangat berdampak buat kami para importir. Kami sudah menaikkan dan menyesuaikan harga sejak dua minggu lalu. Kenaikan harga handphone berkisar antara 2% hingga 7%,” katanya kepada kumparan (kumparan.com), pada Kamis (10/5).
Selain itu, Eko juga mengatakan bahwa setiap terjadi kegoncangan dalam nilai tukar rupiah, para importir pasti terkena dampaknya. Sebab, biasanya hasil penjualan tidak cukup untuk memenuhi biaya impor handphone kembali. Hal ini yang membuat para importir harus menaikkan harga handphone dan konsekuensinya permintaan turun.
“Yah, kami harus terima risikonya, yaitu pasar menjadi sepi. Biasanya, setiap ada penyesuaian harga, para pembeli itu mundur dan mengharapkan nilai tukar dolar jadi turun yang diikuti turunnya harga handphone,” tambahnya lagi.
Eko menambahkan, para importir handphone sangat berharap ada peningkatan penjualan memnjelang hari lebaran dan kenaikan kelas.
“Pasar saat ini sedang mencari keseimbangan, sehingga kami berharap momentum lebaran dan kenaikan kelas bisa mendongkrak penjualan hingga 15%,” tutupnya.