
Potret24.com, Sumut- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara, Mulia Banurea, dicuik kelompok bersenjata. Mulia Banurea diculik setelah pulang dari Kantor KPU Sumut.
Sekedar diinformasikan, aksi penculikan Ketua KPU Sumut tidak sebenarnya. Penculikan itu merupakan simulasi pengamanan jelang Pilkada. Kegiatan itu berlangsung di Landasan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, Kamis (08/02/2018).
Awalnya, mobil yang ditumpangi Mulia bersama beberapa pengawalnya diikuti mobil lain. Pengawal sudah mencurigai mobil tersebut. Sopir yang mengemudikan mobil Mulia melakukan gerakan zig-zag.
Sejurus kemudian terdengar suara tembakan dari belakang mobil.
Mobil yang ditumpangi Ketua KPU langsung berhenti. Sejumlah orang berbadan tegap mendekati mobil dan menodongkan senjata laras panjang kearah mobil.
“Keluar, keluar dari dalam mobil,” teriak pria yang memakai topeng.
Dengan sigap, pengawal Ketua KPU Sumut keluar dan terlibat baku hantam. Selang beberapa saat terdengar tembakan lagi. Seorang pengawal roboh terkena tembakan.
Mulia kemudian digiring ke dalam mobil para penculik. Dia kemudian disekap dalam satu bangunan dengan penjagaan ketat para penculik. Polisi yang mendengar informasi penculikan langsung melakukan operasi pembebasan. Polisi sudah menerima informasi keberadaan Ketua KPU dari intelijen di lapangan. Mereka langsung menggeruduk bangunan itu.
Beberapa personel Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut tampak turun dari helikopter.
“Jangan bergerak, polisi. Jangan Bergerak,” teriak personel Brimob sebagaimana dikutip dari JawaPos.com.
Meski sudah terkepung, para penculik tidak gentar. Mereka malah menembak kaki Mulia. Para penculik meminta tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk ditukar dengan Mulia. Selang beberapa saat, uang tebusan datang dibawa menggunakan mobil.
Setelah para penculik memegang tas berisi uang tebusa, tiba-tiba terdengar tembakan dan mereka langsung roboh. Ternyata sudah ada dua penembak jitu yang disiagakan jauh dari lokasi penyekapan.
Polisi kemudian merangsek masuk ke bangunan itu dan melumpuhkan para penculik. Mulia pun diselamatkan dengan luka tembak di bagian kaki. Ambulans yang bersiaga langsung mengevakuasi Mulia ke rumah sakit terdekat.
Beberapa petugas lain tampak memasukkan jenazah penculik ke kantung mayat. Operasi penyelamatan berhasil dilakukan aparat kepolisian.
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw kepada JawaPos.com, Kamis (08/02/2018) mengatakan, pihaknya sudah siap untuk menghadapi insiden serupa jika sempat terjadi.
“Pertama berkaitan dengan proses keamanan yang kami lakukan. Kerawanan ini dimulai pada kegiatan kampanye. Tim pemenangan yang akan menggelar kampanye akan jadi atensi kami. Kedua, tentu penyelenggara sendiri. Karena penyelenggara ini adalah pihak yang rentan mendapat intimidasi dan kekerasan,” kata Paulus usai simulasi.