20 April 2024
Potret24.com, Wamena- Warga sipil yang tewas akibat kerusuhan di Wamena, Papua  bertambah menjadi 22 orang. Dandim 1702/Jayawijaya menyebut 17 warga sipil tewas pada Senin kemarin (23/9/2019).

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Rodja tak menampik kabar tentang korban tewas yang bertambah menjadi 22 orang di Wamena.

“Informasi terakhir seperti itu,” ujarnya dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (24/9).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan bahwa beberapa korban tewas itu mulanya sempat dirawat. Mereka mengalami luka bakar karena menjadi korban pembakaran ruko.

“22 (tewas), satu meninggal dunia di rumah sakit yang kritis. Mereka ada satu keluarga yang terjebak dibakar massa rumahnya,” ujar Kamal saat dikonfirmasi.

Sebelumnya Komandan Kodim (Dandim) 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto menyebut 17 orang warga sipil yang meninggal akibat demonstrasi berujung kerusuhan di Wamena, Papua, Senin (23/9).

Chandra mengatakan warga sipil yang meninggal tersebut akibat luka benda tajam. Selain itu, ada pula yang menjadi korban kebakaran. Selain 17 orang meninggal, tercatat 65 warga mengalami luka-luka.

Unjuk rasa di Wamena, Papua berujung rusuh itu diduga karena dipicu pernyataan rasisme. Kerusuhan sempat melumpuhkan aktivitas masyarakat di Wamena.

Massa dilaporkan membakar dan merusak sejumlah fasilitas milik pemerintah dan swasta, termasuk kendaraan bermotor.

Sebelumnya, Polda Papua mengklaim kerusuhan yang terjadi di Wamena hingga berujung pembakaran Kantor Bupati Jayawijaya bermula dari tawuran antarpelajar.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menjelaskan bahwa mulanya siswa SMA PGRI bersama sekitar 200 orang menggelar unjuk rasa di halaman sekolah. Mereka mengajak siswa sekolah Yapis bergabung dalam aksi. Itu terjadi pada pukul 07.15 WIT.

Namun para pelajar sekolah Yapis tidak mau mengikuti demonstrasi sehingga terjadi perkelahian.

“Aksi perkelahian tersebut meluas dengan melakukan pembakaran beberapa fasilitas pemerintah, umum dan pribadi di Kabupaten Jayawijaya. Aparat gabungan TNI dan Polri masih berupaya menenangkan massa tersebut,” kata Kamal melalui keterangan tertulis, Senin (23/9). (Lis)

Print Friendly, PDF & Email